Selasa, 25 Februari 2014

PRIA PEMBUAL CINTA



PRIA PEMBUAL CINTA

            Ketika dua Insan dimabuk cinta, otak sering sekali tidak bekerja. Hal-hal yang terjadi diukur hanya berdasarkan rasa cinta yang serimg tidak rasional dan melupakan pentingnya kesucian jiwa. Seketika itu rayuan-rayuan pria pembual cinta seraya pujian dari langit tertinggi. Janji – janji manis menjadi bunga kehidupan yang mekar nan indah dan harum. Kata-kata cintanya terbawa hingga kedalam mimpi dan ingatan.
            Biasanya, pria pembual cinta hanya pandai berkata-kata manis, dibalik itu ia menuntut hal lain yang tabu dan haram dilakukan. Awalnya mungkin hanya usapan rambut, rabaan dan remasan tangan, esoknya meminta ciuman, lusa dan seterusnya merengek minta keperawanan. Naudzubillahi min dzalik. Kemudian dalam mabuk cinta, terlintaslah dalam fikiran si wanita, bahwa demi cinta dengan rasa khawatir pria itu akan meninggalkannya, maka dipenuhilah seluruh permintaannya, termasuk menyerahkan kesucian / keperawanannya.
            Barulah dirinya sadar ketika mengetahui bahwa sesungguhnya pria yang mengungkapkan kata-kata cinta itu hanyalah pria pembual, terbukti setelah kesuciannya terenggut dan segala yang diinginkannya terpenuhi, ia menghilang meninggalkan janji-janji manisnya dan bunga-bunga cinta yang ditaburnya. Begitulah pria pembual, habis manis sepah dibuang.
            Karena bualan cinta, terbentuklah semacam anutan dalam menilai dan menyikapi lawan jenis yang disukai, anutan itu sering dianggap sebagai prinsip bercinta, yakni :
1.      Narsistik (Narsisme)
Narsistik berarti cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan sehingga saat harus mencintai orang lain (lawan jenis) diukur seberapa jauh keuntungannya bagi diri sendiri. Orang yang menganut cinta narsistik dapat dikatagorikan orang egois. Dia hanya berfikir untuk kesenangan diri sendiri, tag pernah berfikir untuk berbagi. Orang semacam ini sekalipun dirinya sendiri banyak kekurangan, namun selalu menginginkan pasangan yang jauh lebih sempurna dari dirinya sendiri.
2.      Transaksional
Transaksional adalah jenis cinta seperti pedagang. Jika “barang” itu membawa untung, maka diambil. Jika tidak, segera disingkirkan. Tipe orang transaksional tidak jauh dari pedagang. Ia mencari fartner (pasangan) yang mungkin bisa meningkatkan keuntungan bagi dirinya (cinta matre) . ia mencari orang yang tebal dompetnya atau memiliki jabatan strategis.
3.      Patagolis
Patagolis adalah cinta over dosis. Yaitu mencintai seseorang secara berlebihan, cenderung gila-gilaan, dan menghambakan diri pada yang dicintainya (cinta buta). Banyak laki-laki yang sudag tidak rasional lagi saat mencintai seorang wanita. Ia berani menyakiti dirinya demi membela cintanya. Ia rela memenuhi keinginan wanita yang dicintainya walaupun hal itu sangat menyakitkan, mustahil untuk dilakukan atau dapat membunuh dirinya.
            Karena bualan cinta ini, banyak remaja yang nekad menikah hanya bermodalkan cinta dengan mengorbankan orang tua dan agamanya. Tag jarang akhirnya mereka kecewa karena cinta bukan segala-galanya. Cinta hanya salah satu pondasi dari rumah tangga bahagia dan bukan segala-galanya. Hal-hal lain yang mendasarinya diantara yang terpenting adalah keimanan.
            Ketika badai datang menerjang, cinta akhirnya tag memberikan andil yang banyak. Bahkan sebagaian besar sudah lupa bahwa dulu diantara mereka pernah ada gelora cinta dan berjanji untuk hidup semati dalam situasi dan kondisi apapun. Kini saat badai menerpa, cinta malah menghilang dan yang tersisa adalah derita. Sementara rumah tangga pun diujung tanduk.
            Jangan mudah terbius dengan satu kata yaitu “cinta”. Semoga tulisan yang singkat ini ada manfaatnya bagi kita semua.

By : al-faqir ilallah abdullah al-Qurthubi az-Zuhaily / Sumitra Nurjaya al-Banjariy al-Jawiy.

والله تعالى اعلم

Tidak ada komentar:

Posting Komentar