Rabu, 19 Februari 2014

FITNAH DAJJAL AL-MASIH



FITNAH DAJJAL AL-MASIH[1]

            Menurut bahasa, “Al-Fitnah” (Fitnah) artinya Al-Imtihan dan Al-Ikhtibar (Ujian). Al-Fitnah juga pembunuhan, pembakaran, An-Namimah (Fitnah), dan lain-lain. Sedangkan Al-Masih diperuntukkan bagi Dajjal dan Nabi Isa bin Maryam. Tetapi apabila yang dimaksud dengan “Al-Masih” adalah Dajjal, maka harus diikuti dengan kata Ad-Dajjal, tidak boleh hanya menyebutkan Al-Masih saja. Sebab ucapan Al-Masih saja tanpa diikuti kata lain setelahnya, maka yang dimaksud adalah Nabi Isa A.S. Inilah pendapat yang masyhur.
            Dalam sunannya, Imam Abu Daud menyatakan “Al-Massih” dengan huruf “sin bertasydid” maksudnya adalah Dajjal. Adapun “Al-Masih” tanpa tasydid pada huruf sin-nya, maksudnya adalah Nabi Isa bin Maryan A.S. lain lagi dengan al-Jauhari, ia menyatakan siapa yang melafazhkannya tanpa tasydid, karena alasannya Dajjal menjelajahi seatero bumi, sedangkan yang melafazhkanya dengan tasydid, alasannya karena matanya buta. Ada juga yang menyatakan dengan huruf kha’ (al-masikh) buka ha’ barurah berarti Dajjal.
            Kata Ad-Dajjal artinya At-Taghtiyah (menutup). Dari itu, pendusta disebut “Dajjal” karena ia menutupi yang benar dengan yang salah. Demikian halnya dengan Dajjal, dinamakan ia dajjal sebab ia menutupi yang haq dengan yang bathil. Sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Duraid. Namun ada pula yang mengatakan, dinamakan Dajjal karena ia menjelajahi seluruh bumi.
            Imam Al-Qurthubi dalam kitabnya At-Tadzkirah menyebutkan 10 pendapat berbeda mengenai penamaan Dajjal. Begitu juga dengan gelar Al-Masih bagi Dajjal, terjadi perbedaan pendapat. Ada yang berpendapat, alasannya karena matanya buta (Mahsuh Al-‘Ain), ada juga yang bependapat, alasannya karena sebelah bagian wajahnya rata, tidak ada mata serta alisnya (Mamsuhan La ‘ain wa la hajib), ada pula lagi yang berpendapat, karena ia menjelajahi seluruh bumi apabila ia muncul kelak.
            Adapun Nabi Isa A.S digelar Al-Masih, alasannya karena ia lahir  dalam keadaan beroleskan minyak (Mamsuhan Ad Duhn), ada yang berkata : “apabila ia mengusap orang sakit atau cacat, maka pasti sembuh (La Yahsah Dza ‘Ahah Illa bari-a), ada juga yang berkata karena Nabi Zakaria A.S mengusapnya (masaha-hu).
            Pengarang kitab al-Qamus, asy-Syaikh Majduddin asy-Syirazi menyebutkan bahwa dia telah mengumpulkan lima puluh pendapat berebeda mengenai alasan dinamakan Nabi Isa A.S dengan al-Masih. Keterangan ini dicantumkan dalam satu kitab bernama Syarh al-Masyariq.
                                                                                     
-         Beberapa Permasalahan terkait Dajjal
Terkait Dajjal, ada beberapa permasalahan yang perlu dijelaskan yaitu asal-usulnya. Apakah dia Ibnu ash-Shayyad atau bukan? Apakah dia sudah ada pada masa Rasul? Kapan dia muncul ke bumi? Apa sebab kemunculannya? Apa saja sifatnya, apa yang diakuinya? Dan lain-lain.
Adapun permasalahan pertama, dijelaskan dalam kitab Al-I’tisham bahwa Jabir r.a bahwa Ibnu Shayyad adalah Dajjal. Berdasarkan hadits Fatimah binti Qais tentang kisah Tamim Ad-Dari yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Dajjal sudah ada pada masa Nabi, tetapi ia tertahan di sebuah pulau.
Kemudian Dajjal muncul pada saat kaum Muslimin menaklukkan Konstatinopel. Dan munculnya Dajjal karena kemarahan yang diluapkannya. Dan munculnya Dajjal dari sebelah Timur yaitu Khurasan.
Permasalahan berikutnya adalah bahwa Dajjal pasti muncul dari sebelah Timur. Dalam sebuah riwayat, Dajjal muncul dari Khurasan (Riwayat Ahmad dan Hakim). Dan dalam riwayat yang lain, disebutkan bahwa Dajjal muncul dari Ashfahan (Riwayat Muslim). Mengenai sifatnya ada disebutkan dalam beberapa Hadits, sedangkan yang diakuinya ketika muncul pertama sekali, dia mengaku iman dan kebaikan. Kemudian mengaku sebagai Nabi, selanjutnya mengaku sebagai Tuhan.

-         Dajjal Tidak Disebutkan dalam al-Qur’an
Sering terdengar pertanyaan mengenai hikmah tidak disebutkan Dajjal secara gamblang dalam al-Qur’an, padahal keburukannya sangatlah dahsyat, fitnahnya pun begitu hebat, bahkan para Nabi menyuruh umat berhati-hati dari keburukannya serta berlindung kepada Allah dari fitnahnya, sampai-sampai dalam shalat sekalipun. Sebenarnya Dajjal juga disebutkan dalam al-Qur’an, tepatnya dalam firman Allah swt :
يوم يأتي بعض  ايات ربك لا ينفع نفسا ايمانها لم تكن امنت من قبل ....
Artinya : “ pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidak berguna lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu “. (Q.S al-An’am 158).
Adalam sebuah Hadits Marfu’ dari Abu Hurairah yang di-Shahih-kan imam at-Tirmidzi, Rasulullah saw bersabda :
“ Apabila sudah muncul tiga , maka tidak (berguna iman seseorang yang belum beriman sebelum itu) yaitu : Dajjal, Dabbah (sejenis hewan melata yang dapat berkata-kata), dan matahari terbit dari barat  “. (H.R at-Tirmidzi).
Dalam al-Qur’an terdapat isyarat mengenai Dajjal dari peristiwa turunnya Nabi Isa a.s, Allah berfirman :
وانه لعلم للساعة فلا تمترن بها واتبعون هذا صراط مستقيم
Artinya : “ dan sungguh dia (Isa) benar-benar menjadi pertanda datangnya hari kiamat, karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku, inilah jalan yang lurus  “. (Q.S az-Zukhruf 61).
Dan disebutkan pula dalam Hadits shahih bahwa setelah turun kebumi, Nabi Isa membunuh Dajjal, sehingga dengan menyebutkan peristiwa turunnya Nabi Isa, dianggap sudah memadai tanpa perlu lagi menyebutkan Dajjal secara gamblang. Apalagi Dajjal itu digelar dengan al-Masih seperti Nabi Isa a.s. hanya saja Dajjal al-Masih kesesatan, sedangkan Nabi Isa al-Masih hidayah. Kemudian tidak disebutkan Dajjal dalam al-Qur’an adalah sebagai bentuk penghinaan, dan ditimpali dengan menyebutkan Ya’juj dan Ma’juj, bahkan fitnah Ya’juj dan Ma’juj ini tidak kalah dahsyat dari fitnah Dajjal.

-         Ciri-Ciri Dajjal
Asy-Syaikh Muhammad Nawawi al-Bantani menyebutkan , fitnah dunia yang paling besar adalah fitnah Dajjal. Dajjal itu orangnya masih muda, tidak berjenggot, tidak berkumis, mata kirinya buta, mata kanannya bercampur darah, kulitnya kasar, antara dua matanya tertulis kafir yang dapat dibaca setiap mukmin baik yang mampu baca-tulis maupun yang tidak. Tubuhnya besar, tingginya 80 hasta, lebar antara dua bahunya 30 hasta, panjang dahinya dua hasta, didahinya terdapat tanduk yang pecah ujungnya, dari tanduk yang pecah itu keluar ular, rambut kepalanya seperti ranting pohon kayu, dan salah satu tangannya lebih panjang dari satu lagi.
Dia menggapai awan dengan tangannya, menangkap ikan dari dalam laut dan membakarnya dengan matahari, dia masuk kedalam laut sebatas mata kakinya. Dia muncul keluar dari Khurasan, lalu menjerit tiga kali yang didengar oleh orang yang berada di timur dan di barat. Lebar antar dua telinganya 40 hasta, salah satu dari keduanya dapat menaungi 70 orang, langkahnya sejauh perjalanan tiga hari, dia dapat menyuruh awan menurunkan hujan, menyuruh sungai mengalir, berhenti mengalir, atau bahkan mengering.

والله تعالى اعلم


[1] Makalah ini disampaikan oleh Al-Faqir ilallah Sumitra Nurjaya Al-Banjariy Al-Jawiy pada Majlis Ta’lim Miftahu al-Khair halaqah Mahasiswa PAI Semester V Univa Medan pada tanggal 14 Shafar 1435 H bertepatan tanggal  15 Februari  2014 di Masjid Nurul Hidayah  Jl Garu II A. dan sebagian besar isi dari makalah ini merupakan pengajian yang disampaikan oleh al-Fadhilatu asy-Syaikhina al-Hajj Muhammad Hafidz Yazid Hafizhahullahu Ta’ala. Makalah ini ditulis dari kitab :
-          Fath al-Bari Syarh Shahih al-Bukhari (Juz 2) oleh al-Imam Ahmad bin ‘Ali bin Hajar al-‘Asqalani.
-          Hasyiyah al-Qulyubi wa ‘Umairah (Juz 1) oleh asy-Syaikh Syihab ad-Din Ahmad bin Ahmad bin Salamah al-Qalyubi.
-          Hasyiah Abi adh-Dhiyah dalam Nihayah al-Muhtaj (Juz 1) oleh al-Imam Abu adh-Dhiya’ Nur ad-Din ‘Ali bin ‘Ali asy-Syibramalisi.
-          Irsyad asy-Syari Syarh Shahih al-Bukhari (Juz 2) oleh al-Imam Syihabuddin Abu al-‘Abbas Ahmad bin Muhammad al-Qathalani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar