Selasa, 25 Februari 2014

BERITA DARI ALAM KUBUR



BERITA DARI ALAM KUBUR[1]

            Kematian adalah sesuatu yang pasti, kita tidak bisa menghindarinya karena kematian akan menjemput kita meski kita lari darinya. Suka atau terpaksa, kita akan melewati satu fase lain dari kehidupan kita. Benar, kita akan menempati tempat penantian-gerbang akhirat yaitu alam kubur.
            Alam kubur adalah tempat yang penuh misteri, ia adalah dinding pemisah antara alam akhirat dengan alam dunia. Didalamnya tidak ada satu manusia pun yang terbebas dari kesempitan dan kengeriannya, siapapun dia. Bahkan Rasulullah saw tidak mendirikan satu shalat pun kecuali membaca doa agar dijauhkan dari azab kubur di akhir shalatnya.
            Namun sebelum kita memasuki alam kubur kita terlebih dahulu mati, maka pada makalah ini pembahasan yang pertama adalah mengenai kematian.

A.     Kematian
Salah satu yang wajib diimani keberadaannya adalah al-maut (kematian). Kematian pasti akan menimpa setiap yang bernyawa, berdasarkan firman Allah Ta’ala : “tiap-tiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati” (Q.S al-Anbiya’ 35). Kemudian dalam firman Allah yang lain :         “ sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula) “ (Q.S az-Zumar 30).
Selain keterangan dari al-Qur’an, banyak pula keterangan dari Hadits yang menegaskan adanya kematian. Kematian merupakan hal yang pasti ada menurut akal dan dijelaskan oleh Syara’. Oleh karena itu keberadaannya wajib diimani.
Mati adalah keterputusan hubungan yang terjalin didunia antara ruh dan  badan, keterpisahan dan keterhalangan antara ruh dan badan, pergantian dari satu keadaan ke keadaan yang lain dan perpindahan dari alam ke alam lain.
Kita yakin bahwa malaikat pencabut ruh adalah Izra’il, dan ia akan mencabut semua ruh dengan izin Allah Ta’ala. Apabila ada yang berkata didalam al-Qur’an ada keterangan yang menyandarkan pencabutan ruh langsung kepada Allah, sedangkan pada ayat yang lain pencabutan ruh itu disandarkan kepada malaikat. Seperti pada firman Allah Ta’ala :                     “ Allah memegang jiwa orang ketika matinya dan memegang jiwa orang yang belum mati diwaktu tidurnya, maka Dia tahan jiwa orang yang telah Dia tetapkan kematiannya ....” (Q.S az-Zumar 42). Dan dalam firman-Nya yang lain : “ ...sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang diantara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat kami itu tidak melalaikan kewajibannya “(Q.S al-An’am 61). Jawabannya adalah : proses mematikan disandarkan kepada Allah karena hakikatnya Dialah sang pelaku, yakni Dialah yang menciptakan perbuatan mematikan itu. Sedangkan penyandarannya kepada Malaikat maut karena dialah yang dipercaya oleh Allah untuk melakukannya, karena para Malaikat adalah pembantu-pembantu-Nya.
Apabila banyak orang mati secara bersamaan ditempat berbeda, bagaimana bisa Malaikat maut mencabut ruh orang-orang yang mati itu sendirian? Jawab : tentu bisa, karena baginya dunia ini bagaikan piring dihadapan orang makan. Ia akan mudah mengambil apapun darinya yang ia kehendaki.
Dari Abu Hurairah r.a, sesungguhnya Nabi saw bersabda : “ jika seorang mu’min meninggal dunia, maka dua malaikat dengan memakai sutrah putih mendatanginya, seraya berkata : Keluarlah kamu dalam keadaan ridha dan diridhai, menuju surga dan kesenangan, dan Allah tidak akan marah, maka ruhnya keluar dalam keadaan wangi seperti  minyak kasturi, sampai para malaikat berebut untuk memegangnya, lantas mereka membawanya menuju pintu langit, kemudian para Malaikat penjaga langit bertanya : alangkah wanginya ruh yang engkau bawa dari bumi ini, mereka pun membawanya kepada ruh –ruh kaum mukminin, maka mereka sangat gembira karenanya. Lantas mereka bertanya : apa yang diperbuat si fulan? Apa yang diperbuat si fulan? Malaikat menjawab biarkanlah ia, sesungguhnya ia berada dalam kesedihan dunia . Adapun orang kafir , ketika hendak mati maka malaikat adzab datang kepadanya dengan memakai tenunan kasar, sembari berkata : keluarlah kamu dalam keadaan benci dan dibenci, menuju siksa Allah. Ruhnya keluar dalam keadaan bau seperti bangkai, lantas malaikat membawanya kepintu bumi, para Malaikat lainnya pun berkata, alangkah busuknya bau ini? Lantas para malaikat membawanya berkumpul dengan arwah orang-orang kafir “ (H.R an-Nasa’i, kitab al-Jana’iz Bab Ma Yalqa bihil Mu’minin minal Karamah ‘inda Khuruji Nafsihi).

B.     Alam Kubur
Diriwayatkan bahwa imam Rafi’i dengan karamahnya ketika itu ia berdialog dengan kuburan, imam rafi’i berkata kepada kuburan itu : dimana harta danperhiasan? Dimana keelokan dan keindahan? Dimana kesehatan dan kekuatan? Dimana rasa sakit dan lemah? Dimana kemampuan dan kekuasaan? Dimana ketundukan dan kerendahan? Kuburan itu menjawab : “itu hanyalah khalayan manusia ketika di dunia, dan itu semua tidak akan datang kesini”.
Demikianlah semuanya berhenti dilubang itu, senyuman dan gelak tawa, perdebatan dan teriakan, keangkuhan dan kesombongan, semuanya berhenti. Angan-angan dan ketamakan, sifat ikhlas dan riya’, kebanggaan pada kedudukan dan kecantikan, serta kebanggaan pada keluarga dan kehormatan, kesombongan dan kecerdasan, semuanya berhenti. Demikian juga kezhaliman orang yang suka menzhalimi, dan kerendahan orang yang suka merendahkan, semuanya berhenti. Wajah yang menyesatkan, tangan yang suka menzhalimi, lidah yang suka berbohong, mata yang suka berkhianat, dan hati yang keras, semuanya berubah menjadi tengkorak dan tulang-belulang yang busuk dan dipenuhi oleh cacing-cacing yang datang dari berbagai arah. Tidak ada yang tersisa selain amal yang telah disiapkan oleh si penghuni kubur, yang ditanyakan oleh munkar dan nakir, tidak ada yang tersisa setelah keduanya, kecuali satu sahabat setia yaitu amal.
Kemana saja seseorang pergi pasti akan menerima banyak pertanyaan, siapa namamu? Apa keahlianmu? Apa pekerjaanmu? Apa kepandaianmu? Apa kabarmu? Apa yang kamu miliki? Bagaimana kesehatanmu? Apa negaramu? Apa pendapatmu? Apa pesananmu? Apa keinginanmu? Siapa ayahmu?
Didalam kubur semua pertanyaan tersebut tidak berlaku. Sebagaimana tidak berlakunya seluruh bahasa dibibir yang bisu. Disana hanya ada satu pertanyaan yang terucap kepada manusia “apa amalmu?”. Bisa jadi amalnya akan merubah kuburan menjadi salah satu taman surga, atau amalanya akan mengubah kuburan menjadi salah satu lubang api neraka.
Pada suatu hari ‘Umar bin Abdul Aziz bertanya kepada kuburan, wahai kubur apa yang engkau lakukan kepada orang-orang yang ada didalamnya? Kubur itu menjawab : “ Aku hancurkan kain kafannya, aku robek badannya, aku hisap darahnya, dan aku makan dagingnya, aku lepaskan kedua bahu dari kedua tangan, kedua tangan dari kedua lengan atas, dan kedua lengan atas dari bahu, aku lepaskan kedua paha dari kedua paha, kedua paha dari kedua lutut,kedua lutut dari kedua betis, dan kedua betis dari dua telapak kaki. Kemudian ia menangis dan berkata : “ ketahuilah bahwa dunia itu sesaat, orang yang mulia didunia itu hina, orang yang kaya itu miskin, anak mudanya akan renta, dan yang hidup akan mati, maka janganlah engkau tertipu dengan menghadap kepada dunia, orang yang sombong adalah orang yang tertipu oleh dunia”.
Dimanakah sekarang orang yang dahulu sibuk mencari harta, sibuk mengurusi urusan dunia, mereka membangun rumah-rumahnya, menanam pohon-pohonnya, kesehatan telah menipu mereka, mereka pun tertipu oleh kegiatan mereka, dan mereka pun terjerumus kedalam kemaksiatan, sesungguhnya dahulu mereka didunia berlimpah harta, namun melupakan ibadah dan mereka bersifat kikir.
Maka saat ini lihatlah apa yang diperbuat oleh tanah pada badan mereka, apa yang diperbuat pasir pada jasad mereka, apa yang diperbuat cacing pada tulang dan anggota badan mereka. Mereka dahulu didunia berada di atas permadani yang dihamparkan, kasur yang empuk, para pembantu yang siap melayani, keluarga yang dihormati, dan tetangga yang membantu. Dan saat ini tanyakanlah kepada mereka apa yang diperbuat oleh alam kubur kepada mereka? Tanyakan kepada mereka tentang lidah yang mereka gunakan untuk berbicara, tentang mata yang dahulu dipakai untuk keindahan, kulit yang lembut, wajah yang tampan, jasad yang halus, apa yang diperbuat cacing-cacing terhadap diri mereka? Cacing-cacing itu menghapus warna, memakan daging, melumuri wajah dengan debu, meghapus keindahannya, mematahkan tulang punggungnya, mengeluarkan organ-organ tubuh dan merobek tumpukan daging.
Betapa banyak orang yang tampan ataupun cantik, wajah mereka menjadi busuk, jasad mereka terpisah ddari kepalanya, anggota badan mereka tercabik-cabik, biji mata tercungkil kepipi, dan mulut penuh dengan darah dan nanah, binatang-binatang melata merayap ditubuh mereka, sehingga organ tubuhnya terpisah, dan tidak lama setelah itu tulang-tulang mereka menjadi hancur.

C.    Alam Kubur yang Mencekam
Kondisi dalam kubur terbingkai dalam enam penjelasan sebagai berikut :
1.      Ketika kubur berbicara
Yang pertama akan berbicara kepada manusia adalah kuburannya, ketika ia diletakkan padanya. Bayangkanlah, jika para pengantar meletakkanmu dalam kuburmu, kemudian mereka menutup rapat kuburmu, kemudian mereka pergi meninggalkanmu, dalam situasi yang mencekam dan menakutkan, gelap gulita, apa yang kira-kira engkau perbuat wahai hamba Allah !!!
Masih dalam keadaan baik jika masalahnya hanya sebatas kegelapan saja, tetapi ini tidak. Bayangkan saja anda berada dalam situasi ini, tiba-tiba anda dikagetkan oleh suara yang datang. Anda menoleh kekanan dan kekiri mencari sumber suara, tetapi tidak mendapati apa-apa selain dinding kuburan yang berbicara kepadamu, dan menyerumu. Sungguh sangat menyeramkan ! bagaimana perasaanmu ketika kuburan berkata kepadamu : “ tidak ada ucapan selamat datang kepadamu “ (kondisi ini akan menimpa jika sang mayit mati dalam keadaan banyak maksiat).
Diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri, ia berkata : Rasulullah saw bersabda : “ jika seseorang hamba mukmin dikubur, maka kuburan berkata kepadanya, selamat datang! Dikarenakan engkau adalah orang yang sangat aku cintai diantara manusia yang suka berjalan diatasku, maka ketika engkau menjadi milikku hari ini, engkau akan melihat apa yang aku perbuat kepadamu, kemudian kuburan itu meluas seluas mata memandang, dan dibukakan untuk mayit tersebut pintu menuju surga, namun jika seorang hamba durhaka, kuburan pun berkata kepadanya : tidak ada ucapan selamat datang kepadamu, akrena engkau adalah orang yang sangat aku benci diantara manusia yang berjalan diatasku. Maka ketika engkau menjadi milikku sekarang, engkau akan melihat apa yang ku perbuat padamu, kemudian kuburan menghimpitnya sehingga tulang rusuknya hancur lebur “. (H.R at-Tirmidzi kitab Shifatul Qiyamah ).

2.      Himpitan Kubur
Kuburan yang mempunyai kejadian-kejadian yang mencekam, tidak mungkin untuk membayangkan atau menggambarkannya. Ketika kita mengatakan himpitan kubur itu hanyalah sebuah bahasa, sedangkan yang terjadi disana adalah sesuatu yang lebih besar, tidak mungkin dibayangkan kecuali orang yang sudah mengalaminya. Himpitan ini adalah sesuatu yang sangat berbahaya, sehingga Rasulullah saw bertasbih untuk meringankan tekanan kubur.
Sungguh ironis , meskipun makna-makna ini sering diulang-ulang ditelingan kaum muslimin, tetapi tidak ada pengaruhnya dalam hati. Buktinya adalah bahwa kebanyakan orang yang mendengarkan tidak banyak terpengaruh, dan orang yang terpengaruh tidak mau berubah. Seharusnya , terjadi perubahan dari maksiat menjadi taubat dan ta’at, dari lalai menjadi takut dan harap, dan dari puas kepada duniawi menjadi puas terhadap ukhrawi.
Himpitan kubur sangatlah menyeramkan. Lebih bahayanya lagi, tidak ada seorangpun yang selamat darinya, baik orang shalih , apalagi orang thalih (fasiq).

3.      Masuknya Dua Malaikat
Dari ‘Atha bin Yasar ia berkata: Rasulullah saw bersabda kepada ‘Umar bin al-Khattab r.a : Wahai ‘Umar bagaimana keadaanmu jika engkau mati, kemudian kaummu pergi dan mengukur tempat untukmu seluas tiga hasta kali satu hasta? Kemudian mereka kembali dan memandikanmu, mengkafanimu. Kemudian mereka membawamu sampai meletakkanmu ditempat itu. Mereka menimbunmu dnegan tanah dan menguburkanmu. Ketika mereka pergi, datanglah kepadamu dua penguji kubur, Munkar dan Nakir. Suara mereka bagaikan petir yang memekik, pandangannya bagaikan kilat yang menyambar, mereka menggusur rambutnya dan mengorek kuburan dengan taring-taring mereka, kemudian mereka berbicara kepadamu “.
Demi Allah, kalaulah kedua Malaikat itu mendatangi satu kampung dalam kehidupan kita sekarang, maka niscaya penduduk kampung itu akan mati karena ketakutan melihat pemandangan yang sangat mengerikan. Maka bagaimana keadaannya kalau mereka mendatangimu dikuburmu, dalam kesendirianmu, didalam kubur yang gelap menakutkan, dengan kesendirian dan kelemahanmu???

4.      Teman Duduk di Alam Kubur
Kengerian yang lainnya masih ada, yaitu saat hamba yang sengsara itu sadar dari rasa kaget dan takut oleh datangnya dua Malaikat, dan pertanyaan dari mereka berdua. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh dinding-dinding kuburang yang bergetar karena masuknya satu makhluk baru, siapa? Siapa?
Jika penghuni kubur itu termasuk orang yang durhaka, termasuk pelaku maksiat dan dosa, termasuk orang yang zhalim, termasuk orang-orang yang melampui batas, termasuk orang-orang kafir dan munafik, maka yang masuk kepadanya sebagaimana yang disebutkan oleh Rasulullah saw : “ia datang bermuka hitam, berbaju hitam, berbau busuk, hamba yang celaka itu bertanya kepadanya? : siapa kamu? “perhatikanlah keterkejutan yang dahsyat ini 1 perhatikanlah ketakutan yang tampak pada suara yang durhaka ini, siapa kamu? Seolah-olah ia bertanya ada apa lagi ini? Kamu ini siapa? Setelah ini akan ada apa lagi? Maka ia menjawab : aku amal jelekmu (burukmu). Kesedihannya pun akan makin sempurna dengan perkataannya : saya akan bersamamu sampai hari kiamat. Teman yang buruk rupa berbau busuk, terus menemani hingga hari kiamat dibangkitkan.
Anda bisa membayangkan gambaran itu, sehingga anda merasakan ketakukan oleh seorang yang masuk dengan berwajah hitam legam, bermuka jelek dan berbau busuk. Sungguh demikianlah amal jelek dan dosa-dosa itu. Dengan gelapnya kuburan, takutnya kesendirian, bertubi-tubinya keterkejutan, dan rasa takut dari sosok yang tidak dikenal.
Rasulullah saw bersabda : “ jika seorang hamba berbuat dosa, maka dalam hatinya akan ada satu noda hitam, jika dosa bisa membuat hatimu hitam, maka dosa itu akan datang dalam kuburmu menjelma menjadi satu sosok hitam, dan memakai pakaian hitam. Juga pada hari kiamat kelak akan banyak wajah-wajah yang akan menghitam, alangkah jeleknya dosa itu “.
Lain halnya dengan orang yang menghuni kubur itu orang yang mukmin yang benar-benar ikhlas, maka kan masuk kepadanya satu sosok berbaju putih, dna berbau wangi. Yang sangat-sangat baik , bercahaya, indah , tenang dan sopan. Inilah kuburnya orang yang bertauhid. Semoga kita semua termasuk kedalam golongan ini.

والله تعالى اعلم


[1] Makalah ini disampaikan oleh Al-Faqir ilallah Sumitra Nurjaya Al-Banjary Al-Jawiy  pada Majlis Ta’lim Miftahu al-Khair Halaqah Mahasiswa PAI Univa Medan pada tanggal 24  rabiul akhir 1435 H bertepatan tanggal  25 Februari  2014  di Masjid Nurul Hidayah  Jl Garu II A. Makalah ini di kutip dari kitab :
-          Tanwiru al-Qulub fi Mu’amalati ‘Allami al-Ghuyub oleh asy-Syaikh Muhammad Amin al-Kurdi al-Irbali asy-Syafi’i an-Naqsabandi.
-          Kasyafu al-Ghayyibiyyati oleh asy-Syaikh Zainal Abidin bin Muhammad al-Fathani.
-          Al-Qabru Ru’yah min ad-Dakhil oleh asy-Syaikh Muhammad Husain Ya’qub

Tidak ada komentar:

Posting Komentar