Minggu, 16 Februari 2014

LARANGAN MENGELUH DI FACEBOOK DAN LAINNYA



LARANGAN MENGELUH DI FACEBOOK DAN LAINNYA

Bismillahir-Rahmanir-Rahim.
Alhamdulillahirabbil ‘Alamin, Wash-shalatu Was-Salamu ‘Ala Asy-Rafil Anbiya’I Wal Mursalin Wa’Ala Alihi Washahbihi Ajma’in.

            Ramai pada masa sekarang, orang yang menggunakan facebook maupun jejaring social lainnya seperti twiter, BB dan lain-lain, menjadikan sarana social itu sebagai tempat curhat maupun tempat berkeluh kesah dari segala kesulitan yang menimpanya maupun dari perasaan sakit hati/galau yang menimpa dirinya. Atas dasar itulah yang menarik perhatian saya untuk menulis sebuah artikel yang berhubungan dengan judul diatas “mengapa anda berkeluh kesah pada facebook”.  Orang beranggapan bahwa menulis status  pada akun facebooknya, yang mana status itu merupakan keluhan atas apa yang menimpanya, curhat masalah keluarga dan rumah tangganya, marah kepada orang lain, atau rasa sakit hatinya kepada seseorang merupakan suatu hal yang lumrah atau wajar-wajar saja. Wal’iyadzubillah,,,,,

            Padahal disebutkan didalam Hadits Qudsi bahwa Allah Ta’ala berfirman : “ Barangsiapa yang mengadukan kesusahan atau kesulitannya yang menimpanya kepada makhluk berarti ia telah mengadukan Allah ta’ala kepada makhluk “.

            Melalui Hadits Qudsi tersebut Allah Ta’ala mengabarkan kepada kita bahwa setiap orang yang mengadukan kesulitan yang menimpa dirinya kepada orang lain, baik itu berupa keluhan masalah ekonomi, masalah keluarga atau rumah tangganya, rasa marahnya kepada orang lain, maupun rasa sakit hatinya kepada seseorang, berarti orang tersebut telah berani mengadukan Allah Ta’ala kepada makhluk. Itu artinya dengan kita mengeluh atau mengadukan kesusahan kita kepada orang lain, seolah-olah kita mengatakan “ bahwa Allah Ta’ala tidak berlaku adil kepada kita”.
            Ya Ayyuhal Muslimun !!!! Jika kita ditimpa kesulitan, kemudian yang pertama sekali ada dibenak kita adalah “siapakah orang yang bisa membantu ku” sementara ia menomor duakan Allah Ta’ala, maka sikap yang seperti ini dapat menghilangkan sendi-sendi keimanan. Dia lebih ingat kepada manusia dan melupakan Allah Ta’ala. Sebagai contoh : ada seseorang yang ditimpa kesulitan, lantas dia sibuk berfikir siapakah orang yang bisa memabantunya dalam meringankan kesulitannya tersebut, sementara dia lupakan Allah Ta’ala, yang diingatannya hanyalah, siapa siapa dan siapa orang yang bisa membantu ku? Maka tanpa ia sadari bahwa sendi-sendi keimanannya telah hilang. Naudzubillah min dzalik.
            Begitu juga orang yang mengeluh atau berkeluh kesah difacebook, dengan ,menjadikan apa yang ia rasakan sebagai statusnya di akun facebook, sehingga banyak orang yang bersimpatik kepadanya. Hal ini juga merupakan suatu sikap mengadukan Allah Ta’ala kepada makhluk.
Saya ingin bertanya kepada orang yang berkeluh kesah pada facebook, apakah dengan anda berkeluh kesah pada facebook, facebook itu mampu menolong anda? Atau orang-orang yang bersimpatik dengan status anda apakah mereka itu dapat menolong anda?
Anda tentu sudah mengetahui jawabannya apa. Berarti orang yang berkeluh kesah melalui akun jejaring social itu adalah orang yang “ salah alamat “. Seharusnya ia mengadukan kesulitannya itu kepada Allah Ta’ala, bukan kepada facebook dan juga bukan kepada orang-orang. Terkecuali ia mengadukannya kepada Hakim atau Para Ulama agar mendapatkan bimbingan bagaimana cara menghadapi kesulitan yang menimpanya.
Apakah anda seorang Muslim?
Masih kah anda mengeluh pada facebook?
Seorang muslim sejati tidak akan penah menjadikan facebook sebagai tempat berkeluh kesah.
Termasuk juga apabila anda marah kepada seseorang, jangan amarah itu anda curahkan melalui status anda difacebook. Tanpa anda sadari bahwa hal itu merugikan diri anda sendiri, mengapa demikian? Dengan anda menjadikan status facebook anda yang berisikan kata-kata yang menunjukkan kemarahan anda kepada seseorang , maka orang akan menilai anda sebagai pribadi yang tidak baik (pemarah). Apabila orang sudah memberikan penilaian kepada kita bahwa kita adalah seorang pemarah, bukankan identitas itu merupakan identitas yang negative?
Termasuk juga orang yang sakit hati. Apabila anda merasa sakit hati atau patah hati kemudian anda jadikan status, maka hal itu juga akan bernilai negative kepada diri anda. Orang akan beranggapan bahwa anda orang yang lemah, sehingga dengan kelemahan itu orang mengambil manfaat darinya, sebagai contoh ada wanita yang patah hati, kemudian ia menjadikan perasaannya sebagai status, kemudian ada seorang pria atau beberapa pria yang memberikan komentar seolah-olah mereka merasa simpatik atas kesedihan yang menimpa wanita tersebut dengan memberikan kata-kata penyemangat dan sebagainya, seolah-olah mereka lah laki-laki yang terbaik didunia ini. Tanpa disadari dengan komentar-komentar tersebut si wanita merasa nyaman dengan salah seorang pria yang memberikan komentar tersebut, dan si wanita juga merasa sangat dihargai oleh pria tersebut, hingga akhirnya si wanita juga menaruh rasa kepada si pria yang belum dikenalnya tersebut,  berlanjutlah hubungan diantara mereka dengan bertukar nomor handphone, dan akhirnya mereka pun janjian untuk bertemu. Namun karena siwanita sudah merasa nyaman dan dihargai oleh pria tersebut, wanita itu merasa acuh dengan kehidupan si pria, kemudian mereka menjalin suatu hubungan. Namun ternyata seiring berjalannya waktu, pria yang ia cintai itu yang ia kenal dari facebook ternyata sudah memiliki istri atau memiliki kekasih lain. Itu tandanya anda hanya dimanfaatkan saja oleh laki-laki itu. Dan akhirnya si wanita itu patah hati untuk kedua kalinya. Itu artinya ketika anda membuat status tentang kondisi anda yang patah hati, ada pihak-pihak tertentu yang mencoba memanfaatkan kondisi anda yang sedang patah hati, dengan berpura-pura menjadi orang yang baik, dan dengan kata-katanya yang dirangkai sedemikian rupa sehingga anda pun tertarik kepadanya, dan seolah-olah dialah orang yang paling baik didunia ini. “ Jangan Mudah Terjebak “. Apa yang dapat disimpulkan dari kisah ini? Pertama : berawal dari ana berkeluh kesah pada facebook, kedua : ada pihak yang mencoba bersimpatik kepada anda, ketiga : anda pun jatuh hati, ke-empat : anda patah hati untuk kedua kalinya. Tapi jangan dilihat kesimpulan yang kedua,ketiga ataupun ke empat, tapi lihatlah kesimpulan yang pertama. Yaitu di awali dari status anda yang berkeluh kesah dan akhirnya anda pun menyesal untuk kedua kalinya.
Banyak sekali mudharat-mudharat yang  ditimbulkan karena kita berkeluh kesah pada facebook. Tulisan yang singakt ini saya harapkan dapat menggugah para pembaca untuk tidak lagi berkeluh kesah pada facebook, karena hal itu sangat dilarang oleh Agama yang Mulia ini. Sekali lagi saya bertanya :
Apakah anda seorang Muslim?
Masih kah anda mengeluh pada facebook?
Seorang muslim sejati tidak akan penah menjadikan facebook sebagai tempat berkeluh kesah.

Wallahu A’lam.
By : Al-Faqir ilallah Abdullah Al-Qurthubi Az-Zuhaily Al-Jawiy (Sumitra Nurjaya al-Jawiy)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar