PRIA PEMBUAL CINTA
Ketika dua Insan dimabuk cinta, otak
sering sekali tidak bekerja. Hal-hal yang terjadi diukur hanya berdasarkan rasa
cinta yang serimg tidak rasional dan melupakan pentingnya kesucian jiwa. Seketika
itu rayuan-rayuan pria pembual cinta seraya pujian dari langit tertinggi. Janji
– janji manis menjadi bunga kehidupan yang mekar nan indah dan harum. Kata-kata
cintanya terbawa hingga kedalam mimpi dan ingatan.
Biasanya, pria pembual cinta hanya
pandai berkata-kata manis, dibalik itu ia menuntut hal lain yang tabu dan haram
dilakukan. Awalnya mungkin hanya usapan rambut, rabaan dan remasan tangan,
esoknya meminta ciuman, lusa dan seterusnya merengek minta keperawanan. Naudzubillahi
min dzalik. Kemudian dalam mabuk cinta, terlintaslah dalam fikiran si wanita,
bahwa demi cinta dengan rasa khawatir pria itu akan meninggalkannya, maka
dipenuhilah seluruh permintaannya, termasuk menyerahkan kesucian /
keperawanannya.
Barulah dirinya sadar ketika
mengetahui bahwa sesungguhnya pria yang mengungkapkan kata-kata cinta itu
hanyalah pria pembual, terbukti setelah kesuciannya terenggut dan segala yang
diinginkannya terpenuhi, ia menghilang meninggalkan janji-janji manisnya dan
bunga-bunga cinta yang ditaburnya. Begitulah pria pembual, habis manis sepah
dibuang.
Karena bualan cinta, terbentuklah
semacam anutan dalam menilai dan menyikapi lawan jenis yang disukai, anutan itu
sering dianggap sebagai prinsip bercinta, yakni :
1.
Narsistik (Narsisme)
Narsistik
berarti cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan sehingga saat harus
mencintai orang lain (lawan jenis) diukur seberapa jauh keuntungannya bagi diri
sendiri. Orang yang menganut cinta narsistik dapat dikatagorikan orang egois. Dia
hanya berfikir untuk kesenangan diri sendiri, tag pernah berfikir untuk berbagi.
Orang semacam ini sekalipun dirinya sendiri banyak kekurangan, namun selalu
menginginkan pasangan yang jauh lebih sempurna dari dirinya sendiri.
2.
Transaksional
Transaksional
adalah jenis cinta seperti pedagang. Jika “barang” itu membawa untung, maka
diambil. Jika tidak, segera disingkirkan. Tipe orang transaksional tidak jauh
dari pedagang. Ia mencari fartner (pasangan) yang mungkin bisa meningkatkan
keuntungan bagi dirinya (cinta matre) . ia mencari orang yang tebal dompetnya
atau memiliki jabatan strategis.
3.
Patagolis
Patagolis adalah
cinta over dosis. Yaitu mencintai seseorang secara berlebihan, cenderung
gila-gilaan, dan menghambakan diri pada yang dicintainya (cinta buta). Banyak laki-laki
yang sudag tidak rasional lagi saat mencintai seorang wanita. Ia berani
menyakiti dirinya demi membela cintanya. Ia rela memenuhi keinginan wanita yang
dicintainya walaupun hal itu sangat menyakitkan, mustahil untuk dilakukan atau
dapat membunuh dirinya.
Karena bualan cinta ini, banyak
remaja yang nekad menikah hanya bermodalkan cinta dengan mengorbankan orang tua
dan agamanya. Tag jarang akhirnya mereka kecewa karena cinta bukan
segala-galanya. Cinta hanya salah satu pondasi dari rumah tangga bahagia dan
bukan segala-galanya. Hal-hal lain yang mendasarinya diantara yang terpenting
adalah keimanan.
Ketika badai datang menerjang, cinta
akhirnya tag memberikan andil yang banyak. Bahkan sebagaian besar sudah lupa
bahwa dulu diantara mereka pernah ada gelora cinta dan berjanji untuk hidup
semati dalam situasi dan kondisi apapun. Kini saat badai menerpa, cinta malah
menghilang dan yang tersisa adalah derita. Sementara rumah tangga pun diujung
tanduk.
Jangan mudah terbius dengan satu
kata yaitu “cinta”. Semoga tulisan yang singkat ini ada manfaatnya bagi kita
semua.
By : al-faqir
ilallah abdullah al-Qurthubi az-Zuhaily / Sumitra Nurjaya al-Banjariy al-Jawiy.
والله
تعالى اعلم
Tidak ada komentar:
Posting Komentar