FITNAH DAJJAL
AL-MASIH[1]
Menurut
bahasa, “Al-Fitnah” (Fitnah) artinya Al-Imtihan dan Al-Ikhtibar (Ujian). Al-Fitnah
juga pembunuhan, pembakaran, An-Namimah (Fitnah), dan lain-lain.
Sedangkan Al-Masih diperuntukkan bagi Dajjal dan Nabi Isa bin Maryam. Tetapi apabila yang
dimaksud dengan “Al-Masih” adalah Dajjal, maka harus diikuti dengan kata
Ad-Dajjal, tidak boleh hanya menyebutkan Al-Masih saja. Sebab ucapan
Al-Masih saja tanpa diikuti kata lain setelahnya, maka yang dimaksud adalah
Nabi Isa A.S. Inilah pendapat yang masyhur.
Dalam
sunannya, Imam Abu Daud menyatakan “Al-Massih” dengan huruf “sin bertasydid” maksudnya adalah Dajjal. Adapun “Al-Masih” tanpa tasydid
pada huruf sin-nya, maksudnya adalah Nabi Isa bin Maryan A.S. lain
lagi dengan al-Jauhari, ia menyatakan siapa yang melafazhkannya tanpa tasydid,
karena alasannya Dajjal menjelajahi seatero bumi, sedangkan yang melafazhkanya
dengan tasydid, alasannya karena matanya buta. Ada juga yang menyatakan dengan
huruf kha’ (al-masikh) buka ha’ barurah berarti Dajjal.
Kata Ad-Dajjal
artinya At-Taghtiyah (menutup). Dari itu, pendusta disebut “Dajjal”
karena ia menutupi yang benar dengan yang salah. Demikian halnya dengan Dajjal,
dinamakan ia dajjal sebab ia menutupi yang haq dengan yang bathil. Sebagaimana
yang disebutkan oleh Ibnu Duraid. Namun ada pula yang mengatakan, dinamakan
Dajjal karena ia menjelajahi seluruh bumi.
Imam
Al-Qurthubi dalam kitabnya At-Tadzkirah menyebutkan 10 pendapat berbeda
mengenai penamaan Dajjal. Begitu juga dengan gelar Al-Masih bagi Dajjal,
terjadi perbedaan pendapat. Ada yang berpendapat, alasannya karena matanya buta
(Mahsuh Al-‘Ain), ada juga yang bependapat, alasannya karena sebelah
bagian wajahnya rata, tidak ada mata serta alisnya (Mamsuhan La ‘ain wa la
hajib), ada pula lagi yang berpendapat, karena ia menjelajahi seluruh bumi
apabila ia muncul kelak.
Adapun
Nabi Isa A.S digelar Al-Masih, alasannya karena ia lahir dalam keadaan beroleskan minyak (Mamsuhan Ad
Duhn), ada yang berkata : “apabila ia mengusap orang sakit atau cacat, maka
pasti sembuh (La Yahsah Dza ‘Ahah Illa bari-a), ada juga yang berkata
karena Nabi Zakaria A.S mengusapnya (masaha-hu).
Pengarang
kitab al-Qamus, asy-Syaikh Majduddin asy-Syirazi menyebutkan bahwa dia telah
mengumpulkan lima puluh pendapat berebeda mengenai alasan dinamakan Nabi Isa
A.S dengan al-Masih. Keterangan ini dicantumkan dalam satu kitab bernama
Syarh al-Masyariq.
-
Beberapa
Permasalahan terkait Dajjal
Terkait Dajjal,
ada beberapa permasalahan yang perlu dijelaskan yaitu asal-usulnya. Apakah dia
Ibnu ash-Shayyad atau bukan? Apakah dia sudah ada pada masa Rasul? Kapan dia
muncul ke bumi? Apa sebab kemunculannya? Apa saja sifatnya, apa yang diakuinya?
Dan lain-lain.
Adapun
permasalahan pertama, dijelaskan dalam kitab Al-I’tisham bahwa Jabir r.a
bahwa Ibnu Shayyad adalah Dajjal. Berdasarkan hadits Fatimah binti Qais tentang
kisah Tamim Ad-Dari yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim, Dajjal sudah ada pada masa Nabi, tetapi ia
tertahan di sebuah pulau.
Kemudian Dajjal
muncul pada saat kaum Muslimin menaklukkan Konstatinopel. Dan munculnya Dajjal
karena kemarahan yang diluapkannya. Dan munculnya Dajjal dari sebelah Timur
yaitu Khurasan.
Permasalahan berikutnya
adalah bahwa Dajjal pasti muncul dari sebelah Timur. Dalam sebuah riwayat,
Dajjal muncul dari Khurasan (Riwayat Ahmad dan Hakim). Dan dalam riwayat yang
lain, disebutkan bahwa Dajjal muncul dari Ashfahan (Riwayat Muslim). Mengenai sifatnya
ada disebutkan dalam beberapa Hadits, sedangkan yang diakuinya ketika muncul
pertama sekali, dia mengaku iman dan kebaikan. Kemudian mengaku sebagai Nabi,
selanjutnya mengaku sebagai Tuhan.
-
Dajjal
Tidak Disebutkan dalam al-Qur’an
Sering terdengar
pertanyaan mengenai hikmah tidak disebutkan Dajjal secara gamblang dalam al-Qur’an,
padahal keburukannya sangatlah dahsyat, fitnahnya pun begitu hebat, bahkan para
Nabi menyuruh umat berhati-hati dari keburukannya serta berlindung kepada Allah
dari fitnahnya, sampai-sampai dalam shalat sekalipun. Sebenarnya Dajjal juga
disebutkan dalam al-Qur’an, tepatnya dalam firman Allah swt :
يوم يأتي بعض ايات
ربك لا ينفع نفسا ايمانها لم تكن امنت من قبل ....
Artinya : “ pada
hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidak berguna lagi iman seseorang
yang belum beriman sebelum itu “. (Q.S al-An’am
158).
Adalam sebuah
Hadits Marfu’ dari Abu Hurairah yang di-Shahih-kan imam
at-Tirmidzi, Rasulullah saw bersabda :
“ Apabila sudah
muncul tiga , maka tidak (berguna iman seseorang yang belum beriman sebelum
itu) yaitu : Dajjal, Dabbah (sejenis hewan melata yang dapat berkata-kata), dan
matahari terbit dari barat “. (H.R at-Tirmidzi).
Dalam al-Qur’an
terdapat isyarat mengenai Dajjal dari peristiwa turunnya Nabi Isa a.s, Allah
berfirman :
وانه لعلم للساعة فلا تمترن بها واتبعون هذا صراط مستقيم
Artinya : “
dan sungguh dia (Isa) benar-benar menjadi pertanda datangnya hari kiamat,
karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku, inilah
jalan yang lurus “. (Q.S az-Zukhruf
61).
Dan disebutkan
pula dalam Hadits shahih bahwa setelah turun kebumi, Nabi Isa membunuh Dajjal,
sehingga dengan menyebutkan peristiwa turunnya Nabi Isa, dianggap sudah memadai
tanpa perlu lagi menyebutkan Dajjal secara gamblang. Apalagi Dajjal itu digelar
dengan al-Masih seperti Nabi Isa a.s. hanya saja Dajjal al-Masih kesesatan,
sedangkan Nabi Isa al-Masih hidayah. Kemudian tidak disebutkan Dajjal dalam
al-Qur’an adalah sebagai bentuk penghinaan, dan ditimpali dengan menyebutkan Ya’juj
dan Ma’juj, bahkan fitnah Ya’juj dan Ma’juj ini tidak kalah dahsyat dari fitnah
Dajjal.
-
Ciri-Ciri
Dajjal
Asy-Syaikh
Muhammad Nawawi al-Bantani menyebutkan , fitnah dunia yang paling besar adalah
fitnah Dajjal. Dajjal itu orangnya masih muda, tidak berjenggot, tidak
berkumis, mata kirinya buta, mata kanannya bercampur darah, kulitnya kasar,
antara dua matanya tertulis kafir yang dapat dibaca setiap mukmin baik yang
mampu baca-tulis maupun yang tidak. Tubuhnya besar, tingginya 80 hasta, lebar
antara dua bahunya 30 hasta, panjang dahinya dua hasta, didahinya terdapat
tanduk yang pecah ujungnya, dari tanduk yang pecah itu keluar ular, rambut
kepalanya seperti ranting pohon kayu, dan salah satu tangannya lebih panjang
dari satu lagi.
Dia menggapai
awan dengan tangannya, menangkap ikan dari dalam laut dan membakarnya dengan
matahari, dia masuk kedalam laut sebatas mata kakinya. Dia muncul keluar dari
Khurasan, lalu menjerit tiga kali yang didengar oleh orang yang berada di timur
dan di barat. Lebar antar dua telinganya 40 hasta, salah satu dari keduanya
dapat menaungi 70 orang, langkahnya sejauh perjalanan tiga hari, dia dapat
menyuruh awan menurunkan hujan, menyuruh sungai mengalir, berhenti mengalir,
atau bahkan mengering.
والله تعالى اعلم
[1] Makalah ini
disampaikan oleh Al-Faqir ilallah Sumitra Nurjaya Al-Banjariy Al-Jawiy pada
Majlis Ta’lim Miftahu al-Khair halaqah Mahasiswa PAI Semester V Univa Medan pada
tanggal 14
Shafar 1435 H bertepatan tanggal 15 Februari 2014 di Masjid Nurul Hidayah Jl Garu II A. dan sebagian besar isi dari
makalah ini merupakan pengajian yang disampaikan oleh al-Fadhilatu
asy-Syaikhina al-Hajj Muhammad Hafidz Yazid Hafizhahullahu Ta’ala. Makalah ini ditulis
dari kitab :
-
Fath al-Bari Syarh Shahih
al-Bukhari (Juz 2) oleh al-Imam Ahmad bin ‘Ali bin Hajar al-‘Asqalani.
-
Hasyiyah al-Qulyubi wa ‘Umairah (Juz 1)
oleh asy-Syaikh Syihab ad-Din Ahmad bin Ahmad bin Salamah al-Qalyubi.
-
Hasyiah Abi adh-Dhiyah dalam
Nihayah al-Muhtaj (Juz 1) oleh al-Imam Abu adh-Dhiya’ Nur ad-Din ‘Ali bin ‘Ali
asy-Syibramalisi.
-
Irsyad asy-Syari Syarh Shahih
al-Bukhari (Juz 2) oleh al-Imam Syihabuddin Abu al-‘Abbas Ahmad bin
Muhammad al-Qathalani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar