LARANGAN MENGELUH DI FACEBOOK DAN LAINNYA
Bismillahir-Rahmanir-Rahim.
Alhamdulillahirabbil
‘Alamin, Wash-shalatu Was-Salamu ‘Ala Asy-Rafil Anbiya’I Wal Mursalin Wa’Ala
Alihi Washahbihi Ajma’in.
Ramai pada masa sekarang, orang yang menggunakan facebook maupun
jejaring social lainnya seperti twiter, BB dan lain-lain, menjadikan sarana
social itu sebagai tempat curhat maupun tempat berkeluh kesah dari segala
kesulitan yang menimpanya maupun dari perasaan sakit hati/galau yang menimpa
dirinya. Atas dasar itulah yang menarik perhatian saya untuk menulis sebuah
artikel yang berhubungan dengan judul diatas “mengapa anda berkeluh kesah
pada facebook”. Orang beranggapan
bahwa menulis status pada akun
facebooknya, yang mana status itu merupakan keluhan atas apa yang menimpanya,
curhat masalah keluarga dan rumah tangganya, marah kepada orang lain, atau rasa
sakit hatinya kepada seseorang merupakan suatu hal yang lumrah atau wajar-wajar
saja. Wal’iyadzubillah,,,,,
Padahal disebutkan didalam Hadits
Qudsi bahwa Allah Ta’ala berfirman : “ Barangsiapa yang mengadukan kesusahan
atau kesulitannya yang menimpanya kepada makhluk berarti ia telah mengadukan
Allah ta’ala kepada makhluk “.
Melalui Hadits Qudsi tersebut Allah
Ta’ala mengabarkan kepada kita bahwa setiap orang yang mengadukan kesulitan
yang menimpa dirinya kepada orang lain, baik itu berupa keluhan masalah
ekonomi, masalah keluarga atau rumah tangganya, rasa marahnya kepada orang
lain, maupun rasa sakit hatinya kepada seseorang, berarti orang tersebut telah
berani mengadukan Allah Ta’ala kepada makhluk. Itu artinya dengan kita mengeluh
atau mengadukan kesusahan kita kepada orang lain, seolah-olah kita mengatakan “
bahwa Allah Ta’ala tidak berlaku adil kepada kita”.
Ya Ayyuhal Muslimun !!!! Jika kita
ditimpa kesulitan, kemudian yang pertama sekali ada dibenak kita adalah “siapakah
orang yang bisa membantu ku” sementara ia menomor duakan Allah Ta’ala, maka
sikap yang seperti ini dapat menghilangkan sendi-sendi keimanan. Dia lebih
ingat kepada manusia dan melupakan Allah Ta’ala. Sebagai contoh : ada seseorang
yang ditimpa kesulitan, lantas dia sibuk berfikir siapakah orang yang bisa
memabantunya dalam meringankan kesulitannya tersebut, sementara dia lupakan
Allah Ta’ala, yang diingatannya hanyalah, siapa siapa dan siapa orang yang bisa
membantu ku? Maka tanpa ia sadari bahwa sendi-sendi keimanannya telah hilang.
Naudzubillah min dzalik.
Begitu juga orang yang mengeluh atau
berkeluh kesah difacebook, dengan ,menjadikan apa yang ia rasakan sebagai
statusnya di akun facebook, sehingga banyak orang yang bersimpatik kepadanya.
Hal ini juga merupakan suatu sikap mengadukan Allah Ta’ala kepada makhluk.
Saya
ingin bertanya kepada orang yang berkeluh kesah pada facebook, apakah dengan
anda berkeluh kesah pada facebook, facebook itu mampu menolong anda? Atau
orang-orang yang bersimpatik dengan status anda apakah mereka itu dapat
menolong anda?
Anda
tentu sudah mengetahui jawabannya apa. Berarti orang yang berkeluh kesah
melalui akun jejaring social itu adalah orang yang “ salah alamat “. Seharusnya
ia mengadukan kesulitannya itu kepada Allah Ta’ala, bukan kepada facebook dan
juga bukan kepada orang-orang. Terkecuali ia mengadukannya kepada Hakim atau
Para Ulama agar mendapatkan bimbingan bagaimana cara menghadapi kesulitan yang
menimpanya.
Apakah
anda seorang Muslim?
Masih
kah anda mengeluh pada facebook?
Seorang
muslim sejati tidak akan penah menjadikan facebook sebagai tempat berkeluh
kesah.
Termasuk
juga apabila anda marah kepada seseorang, jangan amarah itu anda curahkan
melalui status anda difacebook. Tanpa anda sadari bahwa hal itu merugikan diri
anda sendiri, mengapa demikian? Dengan anda menjadikan status facebook anda
yang berisikan kata-kata yang menunjukkan kemarahan anda kepada seseorang ,
maka orang akan menilai anda sebagai pribadi yang tidak baik (pemarah). Apabila
orang sudah memberikan penilaian kepada kita bahwa kita adalah seorang pemarah,
bukankan identitas itu merupakan identitas yang negative?
Termasuk
juga orang yang sakit hati. Apabila anda merasa sakit hati atau patah hati
kemudian anda jadikan status, maka hal itu juga akan bernilai negative kepada
diri anda. Orang akan beranggapan bahwa anda orang yang lemah, sehingga dengan
kelemahan itu orang mengambil manfaat darinya, sebagai contoh ada wanita yang
patah hati, kemudian ia menjadikan perasaannya sebagai status, kemudian ada
seorang pria atau beberapa pria yang memberikan komentar seolah-olah mereka
merasa simpatik atas kesedihan yang menimpa wanita tersebut dengan memberikan
kata-kata penyemangat dan sebagainya, seolah-olah mereka lah laki-laki yang
terbaik didunia ini. Tanpa disadari dengan komentar-komentar tersebut si wanita
merasa nyaman dengan salah seorang pria yang memberikan komentar tersebut, dan
si wanita juga merasa sangat dihargai oleh pria tersebut, hingga akhirnya si
wanita juga menaruh rasa kepada si pria yang belum dikenalnya tersebut, berlanjutlah hubungan diantara mereka dengan
bertukar nomor handphone, dan akhirnya mereka pun janjian untuk bertemu. Namun
karena siwanita sudah merasa nyaman dan dihargai oleh pria tersebut, wanita itu
merasa acuh dengan kehidupan si pria, kemudian mereka menjalin suatu hubungan.
Namun ternyata seiring berjalannya waktu, pria yang ia cintai itu yang ia kenal
dari facebook ternyata sudah memiliki istri atau memiliki kekasih lain. Itu
tandanya anda hanya dimanfaatkan saja oleh laki-laki itu. Dan akhirnya si
wanita itu patah hati untuk kedua kalinya. Itu artinya ketika anda membuat
status tentang kondisi anda yang patah hati, ada pihak-pihak tertentu yang
mencoba memanfaatkan kondisi anda yang sedang patah hati, dengan berpura-pura
menjadi orang yang baik, dan dengan kata-katanya yang dirangkai sedemikian rupa
sehingga anda pun tertarik kepadanya, dan seolah-olah dialah orang yang paling
baik didunia ini. “ Jangan Mudah Terjebak “. Apa yang dapat disimpulkan dari
kisah ini? Pertama : berawal dari ana berkeluh kesah pada facebook, kedua : ada
pihak yang mencoba bersimpatik kepada anda, ketiga : anda pun jatuh hati,
ke-empat : anda patah hati untuk kedua kalinya. Tapi jangan dilihat kesimpulan
yang kedua,ketiga ataupun ke empat, tapi lihatlah kesimpulan yang pertama.
Yaitu di awali dari status anda yang berkeluh kesah dan akhirnya anda pun
menyesal untuk kedua kalinya.
Banyak
sekali mudharat-mudharat yang ditimbulkan
karena kita berkeluh kesah pada facebook. Tulisan yang singakt ini saya
harapkan dapat menggugah para pembaca untuk tidak lagi berkeluh kesah pada
facebook, karena hal itu sangat dilarang oleh Agama yang Mulia ini. Sekali lagi
saya bertanya :
Apakah
anda seorang Muslim?
Masih
kah anda mengeluh pada facebook?
Seorang
muslim sejati tidak akan penah menjadikan facebook sebagai tempat berkeluh
kesah.
Wallahu
A’lam.
By :
Al-Faqir ilallah Abdullah Al-Qurthubi Az-Zuhaily Al-Jawiy (Sumitra Nurjaya al-Jawiy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar