BERITA DARI ALAM KUBUR[1]
Kematian adalah sesuatu yang pasti,
kita tidak bisa menghindarinya karena kematian akan menjemput kita meski kita
lari darinya. Suka atau terpaksa, kita akan melewati satu fase lain dari
kehidupan kita. Benar, kita akan menempati tempat penantian-gerbang akhirat
yaitu alam kubur.
Alam kubur adalah tempat yang penuh
misteri, ia adalah dinding pemisah antara alam akhirat dengan alam dunia.
Didalamnya tidak ada satu manusia pun yang terbebas dari kesempitan dan
kengeriannya, siapapun dia. Bahkan Rasulullah saw tidak mendirikan satu shalat
pun kecuali membaca doa agar dijauhkan dari azab kubur di akhir shalatnya.
Namun sebelum kita memasuki alam
kubur kita terlebih dahulu mati, maka pada makalah ini pembahasan yang pertama
adalah mengenai kematian.
A.
Kematian
Salah satu yang wajib diimani
keberadaannya adalah al-maut (kematian). Kematian pasti akan menimpa setiap
yang bernyawa, berdasarkan firman Allah Ta’ala : “tiap-tiap yang berjiwa
pasti akan merasakan mati” (Q.S al-Anbiya’ 35). Kemudian dalam firman Allah
yang lain : “ sesungguhnya
kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula) “ (Q.S az-Zumar
30).
Selain keterangan dari al-Qur’an,
banyak pula keterangan dari Hadits yang menegaskan adanya kematian. Kematian
merupakan hal yang pasti ada menurut akal dan dijelaskan oleh Syara’. Oleh
karena itu keberadaannya wajib diimani.
Mati adalah keterputusan hubungan
yang terjalin didunia antara ruh dan
badan, keterpisahan dan keterhalangan antara ruh dan badan, pergantian
dari satu keadaan ke keadaan yang lain dan perpindahan dari alam ke alam lain.
Kita yakin bahwa malaikat pencabut
ruh adalah Izra’il, dan ia akan mencabut semua ruh dengan izin Allah Ta’ala. Apabila
ada yang berkata didalam al-Qur’an ada keterangan yang menyandarkan pencabutan
ruh langsung kepada Allah, sedangkan pada ayat yang lain pencabutan ruh itu
disandarkan kepada malaikat. Seperti pada firman Allah Ta’ala : “ Allah memegang jiwa
orang ketika matinya dan memegang jiwa orang yang belum mati diwaktu tidurnya,
maka Dia tahan jiwa orang yang telah Dia tetapkan kematiannya ....” (Q.S
az-Zumar 42). Dan dalam firman-Nya yang lain : “ ...sehingga apabila datang
kematian kepada salah seorang diantara kamu, ia diwafatkan oleh
malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat kami itu tidak melalaikan
kewajibannya “(Q.S al-An’am 61). Jawabannya adalah : proses mematikan
disandarkan kepada Allah karena hakikatnya Dialah sang pelaku, yakni Dialah
yang menciptakan perbuatan mematikan itu. Sedangkan penyandarannya kepada
Malaikat maut karena dialah yang dipercaya oleh Allah untuk melakukannya,
karena para Malaikat adalah pembantu-pembantu-Nya.
Apabila banyak orang mati secara
bersamaan ditempat berbeda, bagaimana bisa Malaikat maut mencabut ruh
orang-orang yang mati itu sendirian? Jawab : tentu bisa, karena baginya dunia
ini bagaikan piring dihadapan orang makan. Ia akan mudah mengambil apapun
darinya yang ia kehendaki.
Dari Abu Hurairah r.a, sesungguhnya
Nabi saw bersabda : “ jika seorang mu’min meninggal dunia, maka dua malaikat
dengan memakai sutrah putih mendatanginya, seraya berkata : Keluarlah kamu
dalam keadaan ridha dan diridhai, menuju surga dan kesenangan, dan Allah tidak
akan marah, maka ruhnya keluar dalam keadaan wangi seperti minyak kasturi, sampai para malaikat berebut
untuk memegangnya, lantas mereka membawanya menuju pintu langit, kemudian para
Malaikat penjaga langit bertanya : alangkah wanginya ruh yang engkau bawa dari
bumi ini, mereka pun membawanya kepada ruh –ruh kaum mukminin, maka mereka
sangat gembira karenanya. Lantas mereka bertanya : apa yang diperbuat si fulan?
Apa yang diperbuat si fulan? Malaikat menjawab biarkanlah ia, sesungguhnya ia
berada dalam kesedihan dunia . Adapun orang kafir , ketika hendak mati maka
malaikat adzab datang kepadanya dengan memakai tenunan kasar, sembari berkata :
keluarlah kamu dalam keadaan benci dan dibenci, menuju siksa Allah. Ruhnya
keluar dalam keadaan bau seperti bangkai, lantas malaikat membawanya kepintu
bumi, para Malaikat lainnya pun berkata, alangkah busuknya bau ini? Lantas para
malaikat membawanya berkumpul dengan arwah orang-orang kafir “ (H.R
an-Nasa’i, kitab al-Jana’iz Bab Ma Yalqa bihil Mu’minin minal Karamah
‘inda Khuruji Nafsihi).
B.
Alam Kubur
Diriwayatkan bahwa imam Rafi’i dengan
karamahnya ketika itu ia berdialog dengan kuburan, imam rafi’i berkata kepada
kuburan itu : dimana harta danperhiasan? Dimana keelokan dan keindahan? Dimana
kesehatan dan kekuatan? Dimana rasa sakit dan lemah? Dimana kemampuan dan
kekuasaan? Dimana ketundukan dan kerendahan? Kuburan itu menjawab : “itu
hanyalah khalayan manusia ketika di dunia, dan itu semua tidak akan datang
kesini”.
Demikianlah semuanya berhenti
dilubang itu, senyuman dan gelak tawa, perdebatan dan teriakan, keangkuhan dan
kesombongan, semuanya berhenti. Angan-angan dan ketamakan, sifat ikhlas dan
riya’, kebanggaan pada kedudukan dan kecantikan, serta kebanggaan pada keluarga
dan kehormatan, kesombongan dan kecerdasan, semuanya berhenti. Demikian juga
kezhaliman orang yang suka menzhalimi, dan kerendahan orang yang suka
merendahkan, semuanya berhenti. Wajah yang menyesatkan, tangan yang suka
menzhalimi, lidah yang suka berbohong, mata yang suka berkhianat, dan hati yang
keras, semuanya berubah menjadi tengkorak dan tulang-belulang yang busuk dan
dipenuhi oleh cacing-cacing yang datang dari berbagai arah. Tidak ada yang
tersisa selain amal yang telah disiapkan oleh si penghuni kubur, yang
ditanyakan oleh munkar dan nakir, tidak ada yang tersisa setelah keduanya,
kecuali satu sahabat setia yaitu amal.
Kemana saja seseorang pergi pasti
akan menerima banyak pertanyaan, siapa namamu? Apa keahlianmu? Apa pekerjaanmu?
Apa kepandaianmu? Apa kabarmu? Apa yang kamu miliki? Bagaimana kesehatanmu? Apa
negaramu? Apa pendapatmu? Apa pesananmu? Apa keinginanmu? Siapa ayahmu?
Didalam kubur semua pertanyaan
tersebut tidak berlaku. Sebagaimana tidak berlakunya seluruh bahasa dibibir
yang bisu. Disana hanya ada satu pertanyaan yang terucap kepada manusia “apa
amalmu?”. Bisa jadi amalnya akan merubah kuburan menjadi salah satu taman
surga, atau amalanya akan mengubah kuburan menjadi salah satu lubang api
neraka.
Pada suatu hari ‘Umar bin Abdul Aziz
bertanya kepada kuburan, wahai kubur apa yang engkau lakukan kepada orang-orang
yang ada didalamnya? Kubur itu menjawab : “ Aku hancurkan kain kafannya, aku
robek badannya, aku hisap darahnya, dan aku makan dagingnya, aku lepaskan kedua
bahu dari kedua tangan, kedua tangan dari kedua lengan atas, dan kedua lengan
atas dari bahu, aku lepaskan kedua paha dari kedua paha, kedua paha dari kedua
lutut,kedua lutut dari kedua betis, dan kedua betis dari dua telapak kaki.
Kemudian ia menangis dan berkata : “ ketahuilah bahwa dunia itu sesaat, orang
yang mulia didunia itu hina, orang yang kaya itu miskin, anak mudanya akan
renta, dan yang hidup akan mati, maka janganlah engkau tertipu dengan menghadap
kepada dunia, orang yang sombong adalah orang yang tertipu oleh dunia”.
Dimanakah sekarang orang yang dahulu
sibuk mencari harta, sibuk mengurusi urusan dunia, mereka membangun
rumah-rumahnya, menanam pohon-pohonnya, kesehatan telah menipu mereka, mereka
pun tertipu oleh kegiatan mereka, dan mereka pun terjerumus kedalam
kemaksiatan, sesungguhnya dahulu mereka didunia berlimpah harta, namun melupakan
ibadah dan mereka bersifat kikir.
Maka saat ini lihatlah apa yang
diperbuat oleh tanah pada badan mereka, apa yang diperbuat pasir pada jasad
mereka, apa yang diperbuat cacing pada tulang dan anggota badan mereka. Mereka
dahulu didunia berada di atas permadani yang dihamparkan, kasur yang empuk,
para pembantu yang siap melayani, keluarga yang dihormati, dan tetangga yang
membantu. Dan saat ini tanyakanlah kepada mereka apa yang diperbuat oleh alam
kubur kepada mereka? Tanyakan kepada mereka tentang lidah yang mereka gunakan
untuk berbicara, tentang mata yang dahulu dipakai untuk keindahan, kulit yang
lembut, wajah yang tampan, jasad yang halus, apa yang diperbuat cacing-cacing
terhadap diri mereka? Cacing-cacing itu menghapus warna, memakan daging, melumuri
wajah dengan debu, meghapus keindahannya, mematahkan tulang punggungnya,
mengeluarkan organ-organ tubuh dan merobek tumpukan daging.
Betapa banyak orang yang tampan
ataupun cantik, wajah mereka menjadi busuk, jasad mereka terpisah ddari
kepalanya, anggota badan mereka tercabik-cabik, biji mata tercungkil kepipi,
dan mulut penuh dengan darah dan nanah, binatang-binatang melata merayap
ditubuh mereka, sehingga organ tubuhnya terpisah, dan tidak lama setelah itu
tulang-tulang mereka menjadi hancur.
C.
Alam Kubur yang Mencekam
Kondisi dalam
kubur terbingkai dalam enam penjelasan sebagai berikut :
1.
Ketika kubur berbicara
Yang
pertama akan berbicara kepada manusia adalah kuburannya, ketika ia diletakkan
padanya. Bayangkanlah, jika para pengantar meletakkanmu dalam kuburmu, kemudian
mereka menutup rapat kuburmu, kemudian mereka pergi meninggalkanmu, dalam
situasi yang mencekam dan menakutkan, gelap gulita, apa yang kira-kira engkau
perbuat wahai hamba Allah !!!
Masih
dalam keadaan baik jika masalahnya hanya sebatas kegelapan saja, tetapi ini
tidak. Bayangkan saja anda berada dalam situasi ini, tiba-tiba anda dikagetkan
oleh suara yang datang. Anda menoleh kekanan dan kekiri mencari sumber suara,
tetapi tidak mendapati apa-apa selain dinding kuburan yang berbicara kepadamu,
dan menyerumu. Sungguh sangat menyeramkan ! bagaimana perasaanmu ketika kuburan
berkata kepadamu : “ tidak ada ucapan selamat datang kepadamu “ (kondisi ini
akan menimpa jika sang mayit mati dalam keadaan banyak maksiat).
Diriwayatkan
dari Abu Sa’id al-Khudri, ia berkata : Rasulullah saw bersabda : “ jika
seseorang hamba mukmin dikubur, maka kuburan berkata kepadanya, selamat datang!
Dikarenakan engkau adalah orang yang sangat aku cintai diantara manusia yang
suka berjalan diatasku, maka ketika engkau menjadi milikku hari ini, engkau
akan melihat apa yang aku perbuat kepadamu, kemudian kuburan itu meluas seluas
mata memandang, dan dibukakan untuk mayit tersebut pintu menuju surga, namun
jika seorang hamba durhaka, kuburan pun berkata kepadanya : tidak ada ucapan
selamat datang kepadamu, akrena engkau adalah orang yang sangat aku benci
diantara manusia yang berjalan diatasku. Maka ketika engkau menjadi milikku
sekarang, engkau akan melihat apa yang ku perbuat padamu, kemudian kuburan
menghimpitnya sehingga tulang rusuknya hancur lebur “. (H.R at-Tirmidzi kitab Shifatul
Qiyamah ).
2.
Himpitan Kubur
Kuburan
yang mempunyai kejadian-kejadian yang mencekam, tidak mungkin untuk
membayangkan atau menggambarkannya. Ketika kita mengatakan himpitan kubur itu hanyalah
sebuah bahasa, sedangkan yang terjadi disana adalah sesuatu yang lebih besar,
tidak mungkin dibayangkan kecuali orang yang sudah mengalaminya. Himpitan ini
adalah sesuatu yang sangat berbahaya, sehingga Rasulullah saw bertasbih untuk
meringankan tekanan kubur.
Sungguh
ironis , meskipun makna-makna ini sering diulang-ulang ditelingan kaum
muslimin, tetapi tidak ada pengaruhnya dalam hati. Buktinya adalah bahwa
kebanyakan orang yang mendengarkan tidak banyak terpengaruh, dan orang yang
terpengaruh tidak mau berubah. Seharusnya , terjadi perubahan dari maksiat
menjadi taubat dan ta’at, dari lalai menjadi takut dan harap, dan dari puas
kepada duniawi menjadi puas terhadap ukhrawi.
Himpitan
kubur sangatlah menyeramkan. Lebih bahayanya lagi, tidak ada seorangpun yang
selamat darinya, baik orang shalih , apalagi orang thalih (fasiq).
3.
Masuknya Dua Malaikat
Dari ‘Atha
bin Yasar ia berkata: Rasulullah saw bersabda kepada ‘Umar bin al-Khattab r.a :
Wahai ‘Umar bagaimana keadaanmu jika engkau mati, kemudian kaummu pergi dan
mengukur tempat untukmu seluas tiga hasta kali satu hasta? Kemudian mereka
kembali dan memandikanmu, mengkafanimu. Kemudian mereka membawamu sampai
meletakkanmu ditempat itu. Mereka menimbunmu dnegan tanah dan menguburkanmu.
Ketika mereka pergi, datanglah kepadamu dua penguji kubur, Munkar dan Nakir.
Suara mereka bagaikan petir yang memekik, pandangannya bagaikan kilat yang
menyambar, mereka menggusur rambutnya dan mengorek kuburan dengan taring-taring
mereka, kemudian mereka berbicara kepadamu “.
Demi Allah,
kalaulah kedua Malaikat itu mendatangi satu kampung dalam kehidupan kita
sekarang, maka niscaya penduduk kampung itu akan mati karena ketakutan melihat
pemandangan yang sangat mengerikan. Maka bagaimana keadaannya kalau mereka
mendatangimu dikuburmu, dalam kesendirianmu, didalam kubur yang gelap
menakutkan, dengan kesendirian dan kelemahanmu???
4.
Teman Duduk di Alam Kubur
Kengerian
yang lainnya masih ada, yaitu saat hamba yang sengsara itu sadar dari rasa
kaget dan takut oleh datangnya dua Malaikat, dan pertanyaan dari mereka berdua.
Tiba-tiba ia dikejutkan oleh dinding-dinding kuburang yang bergetar karena
masuknya satu makhluk baru, siapa? Siapa?
Jika
penghuni kubur itu termasuk orang yang durhaka, termasuk pelaku maksiat dan
dosa, termasuk orang yang zhalim, termasuk orang-orang yang melampui batas,
termasuk orang-orang kafir dan munafik, maka yang masuk kepadanya sebagaimana
yang disebutkan oleh Rasulullah saw : “ia datang bermuka hitam, berbaju hitam,
berbau busuk, hamba yang celaka itu bertanya kepadanya? : siapa kamu?
“perhatikanlah keterkejutan yang dahsyat ini 1 perhatikanlah ketakutan yang
tampak pada suara yang durhaka ini, siapa kamu? Seolah-olah ia bertanya ada apa
lagi ini? Kamu ini siapa? Setelah ini akan ada apa lagi? Maka ia menjawab : aku
amal jelekmu (burukmu). Kesedihannya pun akan makin sempurna dengan
perkataannya : saya akan bersamamu sampai hari kiamat. Teman yang buruk rupa
berbau busuk, terus menemani hingga hari kiamat dibangkitkan.
Anda
bisa membayangkan gambaran itu, sehingga anda merasakan ketakukan oleh seorang
yang masuk dengan berwajah hitam legam, bermuka jelek dan berbau busuk. Sungguh
demikianlah amal jelek dan dosa-dosa itu. Dengan gelapnya kuburan, takutnya
kesendirian, bertubi-tubinya keterkejutan, dan rasa takut dari sosok yang tidak
dikenal.
Rasulullah
saw bersabda : “ jika seorang hamba berbuat dosa, maka dalam hatinya akan
ada satu noda hitam, jika dosa bisa membuat hatimu hitam, maka dosa itu akan
datang dalam kuburmu menjelma menjadi satu sosok hitam, dan memakai pakaian
hitam. Juga pada hari kiamat kelak akan banyak wajah-wajah yang akan menghitam,
alangkah jeleknya dosa itu “.
Lain
halnya dengan orang yang menghuni kubur itu orang yang mukmin yang benar-benar
ikhlas, maka kan masuk kepadanya satu sosok berbaju putih, dna berbau wangi.
Yang sangat-sangat baik , bercahaya, indah , tenang dan sopan. Inilah kuburnya
orang yang bertauhid. Semoga kita semua termasuk kedalam golongan ini.
والله تعالى
اعلم
[1] Makalah ini disampaikan oleh Al-Faqir
ilallah Sumitra Nurjaya Al-Banjary Al-Jawiy pada Majlis Ta’lim Miftahu al-Khair Halaqah
Mahasiswa PAI Univa Medan pada tanggal 24
rabiul akhir 1435 H bertepatan tanggal
25 Februari 2014 di Masjid Nurul Hidayah Jl Garu II A. Makalah ini di kutip dari kitab
:
-
Tanwiru al-Qulub fi Mu’amalati
‘Allami al-Ghuyub
oleh asy-Syaikh Muhammad Amin al-Kurdi al-Irbali asy-Syafi’i an-Naqsabandi.
-
Kasyafu al-Ghayyibiyyati oleh asy-Syaikh Zainal Abidin
bin Muhammad al-Fathani.
-
Al-Qabru Ru’yah min ad-Dakhil oleh asy-Syaikh Muhammad
Husain Ya’qub
Tidak ada komentar:
Posting Komentar