Minggu, 16 Maret 2014

TEGAKNYA KHILAFAH ISLAMIYAH SEBAGAI JALAN KELUAR DARI SETIAP PROBLEM UMMAT, BENARKAH DEMIKIAN?



TEGAKNYA KHILAFAH ISLAMIYAH
SEBAGAI JALAN KELUAR DARI SETIAP PROBLEM UMMAT,
BENARKAH DEMIKIAN?

            Dari setiap kesempatan Hizbut Tahrir selalu membicarakan tentang urgensi tegaknya khilafah Islamiyah sebagai satu-satunya solusi sakti yang dapat mengatasi segala problem akut yangs edang dihadapi umat Islam seperti kemiskinan, kemunduran, kebodohan, kekalahan umat Islam menghadapi hegemoni Barat, lemahnya pendidikan, dan bahkan ketika membicarakan soal-soal sepele yang menimpa umat Islam seperti tentang jembatan yang ambruk, jalan raya yang rusak, daerah yang terkena banjir, musibah tanah longsor, gempa bumi dan lain sebagainya. Menurut mereka seandainya Khilafah Islamiyah dapat ditegakkan, maka sudah barang tentu semuanya akan mudah diatasi dalam waktu yang lebih cepat dan lebih baik.
            Asusmsi Hizbut Tahrir tersebut berangkat dari paradigma pemikiran mereka bahwa pemimpin yang baik dan sistem pemerintahan yang baik merupakan satu-satunya solusi yang sangat ampuh dalam mengatasi segala problematika yang dihadapi oleh umat Islam. Tentu saja paradgma semacam ini sangat tidak bisa dinalar. Dalam pandangan agama, baik dan tidak nya suatu bangsa dan negara, tidak tergantung pada pemimpin dan sistem pemerintahan yang baik, akan tetapi lebih ditentukan oleh keshalehan dan ketaqwaan masyarakatnya, hal ini sebagai mana firman Allah Ta’ala :
ولو ان اهل القرى آمنو ا والتقوالفتحنا عليهم بركات من السماء والارض ولكن كذبوا فأخذنا هم بما كانوا يكسبون
            Artinya : “ jikalau sekiranya penduduk negri-negri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan ayat-ayat kami itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya “. (Q.S al-A’raf 96).
            Ayat diatas menegaskan bahwa Allah Ta’ala akan memberikan keberkahan kepada penduduk negeri-negeri, dimanapun mereka berada,apabila mereka menjalani keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Ta’ala. Jadi berkah dan tidaknya suatu negri lebih ditentukan oleh keimanan dan ketaqwaan individu masyarakatnya, dalam ayat lain Allah Ta’ala juga menegaskan:
“ Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan “. (Q.S al-Nahl : 97).
            Kisah perang badar (silahkan rujuk sendiri kedalam buku-buku yang berkenaan), menjadi pelajaran yang sangat berharga kepada kita, bahwa pemimpin yang baik dan sistem yang baik tidak menjadi jaminan bagi kesejahteraan dan kemenangan kaum Muslimin menghadapi musuh-musuh mereka. Kesejahteraan dan kemenangan kaum Muslimin lebih ditentukan oleh keshalehan dan ketaqwaan mereka baik dalam ranah individu maupun sosial. Keshalehan inilah yang beruapaya ditanamkan oleh para Ulama’ dalam visi dan misi perjuangan mereka dalam mendidikan bangsa, dan harus diketahui pula dalam mendidik karakter bangsa tidak mesti melalui jalan Khilafah Islamiyah, sesuai dengan firman-firman Allah tersebut diatas.
            Disini mungkin ada yang bertanya, apabila visi dan misi perjuangan para Ulama’ lebih difokuskan terhadap pendidikan masyarakat agar menanamkan keshalehan individual dan keshalehan sosial, lalu apa yang harus kita lakukan ketika kita dihadapkan oleh penguasa dan sistem pemerintahan yang tidak Islami? Menjawab pertanyaan ini, marilah kita renungkan firman Allah berikut ini :
“ demikian kami jadikan sebagian orang-orang yang zhalim itu sebagai pemimpin bagi sebagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan “. (Q.S al-an’am 129).
            Dalam menafsirkan ayat di atas al-Imam Fakhruddin ar-Razi didalam kitabnya Tafsir al-Kabir wa Mafatih al-Ghaib Juz 13 hlm 159 , beliau berkata :
“ayat diatas menunjukkan bahwa apabila rakyat melakukan kezhaliman, maka Allah akan mengangkat seorang yang zhalim seperti mereka sebagai penguasa. Sehingga apabila mereka ingin melepaskan diri dari pemimpin yang zhalim tersebut, hendaklah mereka meninggalkan perbuatan zhalim”
            Paparan diatas memeberikan kesimpulan kepada kita, bahwa tampilnya seorang pemimpin yang zhalim yang memimpin dengan tangan besi serta menyebarkan kezhaliman ditengah-tengah rakyat tidak dapat dilepaskan dari perilaku rakyat itu sendiri yang penuh kezhaliman dan kemaksiatan kepada Allah Ta’ala. Allah Ta’ala akan menumpas pemimpin yang zhalim itu dan menggantinya dengan pemimpin yang shaleh, menegakkan keadilan, menebarkan rahmat dan kasih sayang kepada rakyat, ketika rakyat itu telah bertaubat kepada Allah dengan meninggalkan perbuatan zhalim dan maksiat yang mereka lakukan.
            Berdasarkan hal tersebut, dalam berjuang para Ulama’ lebih memfokuskan pada pembentukan keshalehan individu maupun sosial, yang akhirnya akan membawa pada terciptanya baldatun thaiyyabatun wa rabbun ghafur.
By ; al-Faqir Abdullah al-Qurthubi az-Zuhaily.
والله اعلم

Tidak ada komentar:

Posting Komentar