Selasa, 28 Mei 2013

Tanda Matinya hati.



Tanda Matinya Hati.

Assalamu’alaikum Wbr.
Alhamdulillah, was-Shalatu Wassalamu ‘ala Rasulillah.
Tulisan ini merupakan untaian hikmah dari Al-Arifbillah Al-Imam Ibnu Ath-Thaillah As-Sakandari didalam kitabnya Al-Hikam, kemudian kitab itu di Syarahkan oleh Al-Imam Al-Ajibah Al-Hasani dengan kitab yang bernama Hiqazul Himam Fi Syarhul Hikam.
yang mana untaian hikmah ini dapat melembutkan hati orang yang membacanya, khususnya bagi orang yang ingin sampai kepada Allah (ma’rifatullah).
Al-Imam Ibnu Ath-Thaillah berkata : sebahagian dari tanda-tanda matinya hati seseorang itu yaitu tidak bersedih ketika luput darinya keta’ataan, dan tidak menyesal ketika berbuat maksiat.
Orang yg hatinya mati ketika terlepas darinya perbuatan ta’at, misalnya dia tidak shalat dan sebagainya, maka orang tersebut tidak bersedih. Ditinggalkannya shalat, tapi dia merasa biasa-biasa saja, kemudian orang yg mati hatinya tersebut ketika dia berbuat maksiat tidak ada rasa penyesalan sedikitpun yang timbul dari dirinya. baik ketika dia meninggalkan ta’at dan baik i diabul dari dirinya rasa sedih dan menyesal, baginya sama saja, mau taa dia berbuat maksiat tidak ada rasa penyesalan sedketika dia berbuat maksiat tidak timbul dari dirinya rasa sedih dan menyesal, itu berarti tanda matinya hati.
Al-Imam Ahmad Ajibah Al-Hasani berkata : Matinya hati seseorang itu yang menyebabkannya ada tiga hal : 1).  Cinta Kepada dunia, 2). Lalai dari berdzikir kepada Allah, 3) Mempergunakan anggota badan untuk bermaksiat kepada Allah.
1.      Cinta Kepada Dunia. Nabi SAW bersabda : Bekunya air mata tidak pernah menangis karena dosa, itu tanda kerasnya hati, kerasnya hati itu timbul karena mencintai dunia.
Al-Imam Al-Ghazali berkata : yang merusak ibadah seorang hamba itu karena 4 hal :1). Dunia, 2). Makhluk (Lingkungan), 3). Syaithan, 4). Hawa Nafsu.
·         Cinta Kepada dunia mengobatinya yaitu dengan zuhud terhadap dunia.
·         Makhluk (Lingkungan) cara mengobatinya yaitu dengan Uzlah (Menyendiri dari Makhluk) dan melakukan pendekatan terus menerus dengan Allah Ta’ala, baik dengan melakukan ibadah wajib maupun sunnat, dan banyak berdzikir.
·         Hawa Nafsu cara mengobatinya paksakan nafsu itu untuk melakukan ibadah, paksakan nafsu kita untuk shalat, Puasa, Shadaqah dll. Dan Halangi Nafsu kita untuk berbuat maksiat, ketika timbul ke inginan untuk bermaksiat, maka lawanlah nafsu itu, ketika malas untuk beribadah, maka paksalah nafsu itu untuk beribadah.
·         Syaithan cara mengobatinya yaitu dengan cara berdoa kepada Allah agar kita dilindungi dari godaan dan gangguan Syaithan.

2.      Lalai dari berdzikir kepada Allah. Hal ini menyebabkan hati kita menjadi mati, sehingga terus saja kita dalam perbuatan dosa tanpa adanya penyesalan dan tanpa adanya upaya untuk bertaubat. Orang yang selalu berdzikir kepada Allah,ketika terbit dari dirinya perbuatan maksiat (dosa) maka dia akan bersegera minta ampunan kepada Allah. Sementara orang yang mati hatinya , ketika terbit dari dirinya perbuatan maksiat (dosa) maka ia akan terus saja melakukan perbuatan dosa tanpa adanya penyesalan dan tanpa adanya usaha untuk bertaubat. Maka dari pada itu banyaklah basahi lidah dengan kalimah Thaiyyibah.
3.      Membiarkan anggota badan berbuat maksiat. Cara mengobatinya yaitu dengan cara : mata digunakan untuk banyak membaca Al-Qur’an, Telinga digunakan untuk banyak mendengarkan baca’an Al-Qur’an, mendengarkan pengajian-pengajian, jangan gunakan telinga untuk MENDENGARKAN MUSIK, Lidah digunakan untk berdzikir, membaca Al-Qur’an dll, Tangan digunakan untuk bershadaqah, kaki digunakan untuk melangkah ketempat yang diridhai Allah.
Kemudian Al-Imam Ahmad Ajibah Al-Hasani menambahkan bahwa sebab hidupnya hati seorang hamba yaitu : 1). Zuhud terhadap dunia, 2). Sibuk Berdzikir Kepada Allah 3). Bersahabat dengan wali-wali Allah (Para Ulama’).
Jadi ini lah tanda matinya hati dan cara mengobati hati yang mati tersebut, semoga kita semua yang membaca artikel ini bukan termasuk orang-orang yang hatinya mati, dan jika termasuk orang-orang yang hatinya mati maka bersegeralah untuk mengobatinya, karena ampunan Allah itu Maha luas, sebanyak apapun dosa yang kita lakukan, lebih luas lagi ampunan Allah Ta’ala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar