TEGAKNYA
KHILAFAH ISLAMIYAH
SEBAGAI JALAN KELUAR DARI SETIAP PROBLEM UMMAT,
BENARKAH DEMIKIAN?
SEBAGAI JALAN KELUAR DARI SETIAP PROBLEM UMMAT,
BENARKAH DEMIKIAN?
Dari setiap kesempatan Hizbut Tahrir
selalu membicarakan tentang urgensi tegaknya khilafah Islamiyah sebagai
satu-satunya solusi sakti yang dapat mengatasi segala problem akut yangs edang
dihadapi umat Islam seperti kemiskinan, kemunduran, kebodohan, kekalahan umat
Islam menghadapi hegemoni Barat, lemahnya pendidikan, dan bahkan ketika
membicarakan soal-soal sepele yang menimpa umat Islam seperti tentang jembatan
yang ambruk, jalan raya yang rusak, daerah yang terkena banjir, musibah tanah
longsor, gempa bumi dan lain sebagainya. Menurut mereka seandainya Khilafah
Islamiyah dapat ditegakkan, maka sudah barang tentu semuanya akan mudah diatasi
dalam waktu yang lebih cepat dan lebih baik.
Asusmsi Hizbut Tahrir tersebut
berangkat dari paradigma pemikiran mereka bahwa pemimpin yang baik dan sistem
pemerintahan yang baik merupakan satu-satunya solusi yang sangat ampuh dalam
mengatasi segala problematika yang dihadapi oleh umat Islam. Tentu saja
paradgma semacam ini sangat tidak bisa dinalar. Dalam pandangan agama, baik dan
tidak nya suatu bangsa dan negara, tidak tergantung pada pemimpin dan sistem
pemerintahan yang baik, akan tetapi lebih ditentukan oleh keshalehan dan
ketaqwaan masyarakatnya, hal ini sebagai mana firman Allah Ta’ala :
ولو
ان اهل القرى آمنو ا والتقوالفتحنا عليهم بركات من السماء والارض ولكن كذبوا
فأخذنا هم بما كانوا يكسبون
Artinya : “ jikalau sekiranya
penduduk negri-negri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan
kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan ayat-ayat
kami itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya “. (Q.S al-A’raf 96).
Ayat diatas menegaskan bahwa Allah
Ta’ala akan memberikan keberkahan kepada penduduk negeri-negeri, dimanapun
mereka berada,apabila mereka menjalani keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Ta’ala.
Jadi berkah dan tidaknya suatu negri lebih ditentukan oleh keimanan dan
ketaqwaan individu masyarakatnya, dalam ayat lain Allah Ta’ala juga menegaskan:
“ Barangsiapa yang
mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman,
maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang telah mereka kerjakan “. (Q.S al-Nahl : 97).
Kisah perang badar (silahkan rujuk
sendiri kedalam buku-buku yang berkenaan), menjadi pelajaran yang sangat
berharga kepada kita, bahwa pemimpin yang baik dan sistem yang baik tidak
menjadi jaminan bagi kesejahteraan dan kemenangan kaum Muslimin menghadapi
musuh-musuh mereka. Kesejahteraan dan kemenangan kaum Muslimin lebih ditentukan
oleh keshalehan dan ketaqwaan mereka baik dalam ranah individu maupun sosial. Keshalehan
inilah yang beruapaya ditanamkan oleh para Ulama’ dalam visi dan misi perjuangan
mereka dalam mendidikan bangsa, dan harus diketahui pula dalam mendidik
karakter bangsa tidak mesti melalui jalan Khilafah Islamiyah, sesuai dengan
firman-firman Allah tersebut diatas.
Disini mungkin ada yang bertanya,
apabila visi dan misi perjuangan para Ulama’ lebih difokuskan terhadap
pendidikan masyarakat agar menanamkan keshalehan individual dan keshalehan
sosial, lalu apa yang harus kita lakukan ketika kita dihadapkan oleh penguasa
dan sistem pemerintahan yang tidak Islami? Menjawab pertanyaan ini, marilah
kita renungkan firman Allah berikut ini :
“ demikian kami
jadikan sebagian orang-orang yang zhalim itu sebagai pemimpin bagi sebagian
yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan “. (Q.S al-an’am 129).
Dalam menafsirkan ayat di atas
al-Imam Fakhruddin ar-Razi didalam kitabnya Tafsir al-Kabir wa Mafatih al-Ghaib
Juz 13 hlm 159 , beliau berkata :
“ayat diatas
menunjukkan bahwa apabila rakyat melakukan kezhaliman, maka Allah akan
mengangkat seorang yang zhalim seperti mereka sebagai penguasa. Sehingga apabila
mereka ingin melepaskan diri dari pemimpin yang zhalim tersebut, hendaklah
mereka meninggalkan perbuatan zhalim”
Paparan diatas memeberikan
kesimpulan kepada kita, bahwa tampilnya seorang pemimpin yang zhalim yang
memimpin dengan tangan besi serta menyebarkan kezhaliman ditengah-tengah rakyat
tidak dapat dilepaskan dari perilaku rakyat itu sendiri yang penuh kezhaliman
dan kemaksiatan kepada Allah Ta’ala. Allah Ta’ala akan menumpas pemimpin yang
zhalim itu dan menggantinya dengan pemimpin yang shaleh, menegakkan keadilan,
menebarkan rahmat dan kasih sayang kepada rakyat, ketika rakyat itu telah
bertaubat kepada Allah dengan meninggalkan perbuatan zhalim dan maksiat yang
mereka lakukan.
Berdasarkan hal tersebut, dalam
berjuang para Ulama’ lebih memfokuskan pada pembentukan keshalehan individu
maupun sosial, yang akhirnya akan membawa pada terciptanya baldatun
thaiyyabatun wa rabbun ghafur.
By ; al-Faqir
Abdullah al-Qurthubi az-Zuhaily.
والله
اعلم
Tidak ada komentar:
Posting Komentar