MENGAJAR DAN METODE MENGAJAR
I.
Mengajar.
1.
Pengertian
Mengajar.
Kata
“teach” atau mengajar berasal dari bahasa Inggris kuno,yaitu teacen. To
Teach (mengajar) dilihat dari asal usul katanya berarti memperlihatkan sesuatu
kepada seseorang melalui tanda atau simbol, penggunaan tanda atau simbol itu
dimaksudkan untuk membangkitkan atau menumbuhkan respons mengenai kejadian,
seseorang, observasi, penemuan,dan lain sebagainya. Sejak tahun 1500-an defenisi
mengajar (teaching) mengalami perkembangan secara terus - menerus.
Secara
deskritif mengajar diartikan sebagi proses menyampaikan informasi atau
pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses penyampaian itu sering juga disebut
sebagai proses mentrasfer ilmu. Dalam konteks ini mentrasfer tidak diartikan
dengan memindahkan, seperti minyasalnya mentransfer uang. Sebab, kalau kita
analogikan dengan mentrasfer uang, maka jumlah uang yang dimiliki oleh
seseorang akan menjadi berkurang bahkan hilang setelah ditransfer kepada orang
lain. Apakah mengajar itu juga demikian? Tentu tidak, bahkan mungkin saja ilmu
yang dimiliki guru akan bertambah. Maka kata mentransfer dalam konteks ini
diartikan sebagai proses poenyebar luasan, sperti menyebarluaskan atau
memindahkan api. Ketika api dipindahkan atau disebar luaskan, maka api itu
tidak menjadi kecil akan tetapi semakin membesar. Untuk proses mengajar sebagai
proses menyampaikan pengetahuan , akan lebih tepat jika diartikan dengan
menanmkan ilmu pengetahuan sperti yang dikemukakan Smith (1987) bahwa mengajar
adalah menanamkan pengetahuan atau keterampilan (Teaching is imparting knowledge or skill)[1].
Mengajar
merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup
berat. Berhasilnya pendidikan pada siswa sangat bergantung pada pertanggung
jawaban guru dalam melaksanakan tugasnya. Mengajar pada prinsipnya membimbing
siswa dalam kegiatan belajar – mengajar atau mengandung pengertian bahwa
mengajar merupakan suatu kegiatan atau usaha mengorganisasi lingkungan dengan
hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses
belajar. Pengertian ini mengandung makna bahwa guru dituntunt untuk dapat
berperan sebagai organisator kegiatan belajar siswa dan juga hendaknya mampu
memanfaatkan lingkungan, baik yang ada dikelas maupun yang ada diluar kelas
yang menunjang kegiatan belajar mengajar[2].
Selain defenisi mengajar yang telah kami singgung diatas, kami akan
kembali mengemukakan beberapa defenisi lagi mengenai pengertian mengajar yang
dikemukakan oleh para ahli, diantaranya :
1.
Prof. Dr. Harun Nasution, memberikan beberapa defenisi
tentang mengajar sebagai berikut:
·
Mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada anak.
·
Mengajar adalah aktifitas mengorganisasi atau mengatur
lingkungan sebaik-baiknya dengan anak sehingga terjadi proses belajar.
·
Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk
menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan
untuk berlangsungnya proses belajar.
2.
Menurut Dr Sardiman M.A Mengajar diartikan sebagai suatu
aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan
menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Atau dikatakan ,
mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan
belajar bagi para siswa yang diajarkannya.
3.
Menurut Raka Joni Mengajar adalah menyediakan kondisi
optimal yang merangsang serta mengerahkan kegiatan belajar anak didik untuk
memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau sikap yang dapat membawa
perubahan tingkah laku maupun pertumbuhan sebagai pribadi[3].
Dari beberapa definisi diatas maka
kami simpulkan bahwa defenisi mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam
rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai
dengan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan. Karenanya mengajar dan belajar
merupakan suatu proses yang kompleks. Tidak hanya sekedar menyampaikan
informasi dari guru kepada siswa,bahkan seorang guru juga dituntut agar mampu
memberikan contoh moril yang yang baik kepada siswa dan guru juga dituntut
untuk membimbing siswa agar memiliki moril yang baik, bahkan untuk terjalin
proses belajar dan mengajar yang efisien seorang guru harus memahami beberapa
macam metode-metode mengajar agar terciptanya suasana yang kondusif didalam
lingkungan belajar, sehingga tercapainya tujuan pendidikan atau tujuan mengajar
sebagaimana yang diharapkan.
II.
Metode Mengajar.
1.
Pengertian
Metode
Metode
berasal dari dua kata yaitu meta yang artinya melalui dan hodos
artinya jalan atau cara. Jadi metoda artinya suatu jalan yang dilalui untuk
mencapai suatu tujuan. Adapun istilah metodologi berasal dari kata metoda
dan logos (akal atau ilmu). Jadi metodologi artinya ilmu tentang jalan
atau cara yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan[4].
Dalam pengertian yang lain metode secara harfiah berarti “cara”.
Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu
kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan
konsep-konsep secara sistematis. Jadi yang dimaksud dengan metode mengajar adalah cara yang berisi prosedur buku untuk
melaksanakan kegiatan pendidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran
kepada siswa[5].
2.
Ragam
Metode Mengajar
Ragam dan jumlah metode mengajar mulai yang paling tradisional
sampai yang paling modern sesungguhnya sangat banyak dan hampir tidak dapat
dihitung, namun demikian ada tiga macam metode mengajar yang dipandang
representatif dan dominan dalam arti digunakan secara luas sejak dahulu hingga
sekarang pada setiap jenjang pendidikan formal. Ketiga metode ini bersifat
terbuka maksudnya setiap guru yang
profesional dan kreatif dapat memodifikasi atau merakayasa campuran metode
tersebut sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian metode dalam rangkaian sistem
pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan implementasi
pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran,
karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan
melalui penggunaan metode pembelajaran.
Berikut ini kami sajikan beberapa metode pembelajaran yang bisa
digunakan, diantaranya :
A.
Metode
Ceramah
Ceramah adalah sebuah metode mengajar yang paling klasik, tetapi
masih dipakai orang dimana-mana hingga sekarang. Metode caramah adalah metode
mengajar dengan menyampaikan informasi
dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya
mengikuti secara pasif. Dalam hal ini guru biasanya memberikan topik (pokok
bahasan) tertentu ditempat tertentu dan dengan alokasi waktu tertentu. Jadi
metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui
penuturan lisan atau penjelasan langsung
kepada sekelompok siswa. Guru biasanya belum merasa puas manakala dalam proses
pengelolahan pembelajaran tidak melakukan ceramah. Demikian juga dengan siswa,
mereka akan belajar kala ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui
ceramah, sehingga ada guru yang berceramah berarti ada proses belajar dan tidak
ada guru berarti tidak ada proses belajar.
Ø Kelebihan dan kekurangan metode
ceramah.
Ada beberapa alasan mengapa ceramah sering digunakan. Alasan ini
sekaligus merupakan keunggulan metode ini,diantaranya :
·
Ceramah
merupakan metode yang murah dan mudah untuk dilakukan. Murah dalam hal ini
dimaksudkan proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap,
berbeda dengan metode yang lain seperti demontrasi atau peragaan. Sedangkan
mudah maksudnya yaitu memang metode ceramah hanya mengandalkan suara guru,
dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.
·
Ceramah
dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya materi pelajaran yang
banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam waktu
singkat.
·
Ceramah
dapat memberikan pokok-pokok nateri yang perlu ditonjolkan, artinya guru dapat
mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
·
Melalui
ceramah guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena sepenuhnya kelas
merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
·
Organisai
kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana. Ceramah
tidak memerlukan setting kelas yang beragam,atau tidak memerlukan
persiapan-persiapan yang rumit. Asal siswa dapat menempati tempat duduk untuk
mendengarkan guru, maka ceramah sudah dapat dilakukan.
Disamping beberapa kelebihan diatas,ceramah juga memiliki beberapa
kelemahan,seperti apa yang diungkapkan oleh Prof Dr Zakiah Darajat,diantaranya
:
·
Membuat
siswa pasif
·
Mengandung
unsur paksaan kepada siswa
·
Menghambat
daya kritis siswa
·
Guru
yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering dianggap
sebagai metode yang membosankan
·
Melalui
ceramah sangat sulit untuk mengaetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa
yang dijelaskan atau belum
Ø Langkah-langkah menggunakan metode
ceramah
Agar metode ceramah berhasil,maka ada beberapa hal yang harus
dilakukan,baik pada tahap persiapan maupun pada tahap pelaksanaan.
1). Tahap Persiapan
·
Merumuskan
tujan yang ingin dicapai. Proses
pembelajaran adalah proses yang bertujuan. Oleh sebab itu merumuskan tujuan
yang jelas merupakan langkah awal yang harus dipersiapkan guru. Apa yang harus
dikuasi siswa setelah proses pembelajaran dengan ceramah berakhir.
·
Menentukan
pokok-pokok materi yang akan diceramahkan.
Keberhasilan suatu ceramah sangat tergantung kepada tingkat penguasan guru
tentang materi yang akan diceramahkan. Oleh karena itu guru harus mempersiapkan
pokok-pokok materi yang akan disampaikan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
harus dicapai. Dalam penentuan pokok-pokok ini juga perlu disiapkan
ilustrasi-ilustrasi yang relevan untuk memperjelas informasi yang akan
disampaikan.
·
Mempersiapkan
alat bantu. Alat bantu
sangat diperlukan untuk menghindari kesalahan persepsi dari siswa. Alat bantu
tersebut misalnya dengan mempersiapkan transparansi atau media grafis lainnya
untuk meningkatkan kualitas ceramah.
2). Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini ada langkah yang harus dilakukan :
a.
Langkah
Pembukaan.
Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah yang
menentukan. Keberhasilan pelaksanaan metode ceramah sangat ditentukan oleh
langkah ini. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam langkah pembukaan
ini.
·
Yakinlah
bahwa siswa memahami tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu guru perlu
mengemukakan terlebih dahulu tujuan yang harus dicapai oleh siswa. Mengapa
siswa harus faham akan tujuan yang harus dicapai? Oleh karena itu tujuan akan
mengarahkan segala aktifitas siswa, dengan demikian penjelasan tentang tujuan
akan merangsang siswa untuk termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran
melalui ceramah itu.
·
Lakukan
langkah apersepsi,yaitu langkah menghubungkan materi pelajaran yang lalu dengan
materi pelajaran yang akan disampaikan. Guna langkah apersepsi dalam langkah
pembukaan ini adalah untuk mempersiapkan secara mental agar siswa mampu dan
dapat menerima materi pelajaran.
b.
Langkah
penyajian
Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran dengan
cara bertutur. Agar ceramah kita berkualitas sebagai metode pembelajaran, maka
guru harus tetap menjaga perhatian siswa agar tetap terarah pada materi
pembelajaran yang sedang disampaikan. Untuk menjaga perhatian ini ada beberapa
hal yang dapat dilakukan :
·
Menjaga
kontak mata secara terus menerus denerus dengan siswa. Kontak mata adalah suatu
isyarat dari guru siswa mau memperhatikan.
·
Gunakan
bahasa yang komunikatif dan mudah dicerna oleh siswa. Oleh karena itu hendaknya
guru tidak menggunakan istilah-istilah yang kurang populer.
·
Sajikan
materi pembelajaran secara sistematis,tidak meloncat-loncat agar mudah
ditangkap oleh siswa.
·
Tanggapilah
respons siswa dengan segera, Artinya sekecil apapun respons siswa harus kita
tanggapi.
·
Jagalah
agar kelas tetap kondusif dan menggairahkan untuk belajar. Kelas yang kondusif
memungkinkan siswa tetap bersemangat dan penuh motivasi untuk belajar.
c.
Langkah
mengakhiri atau menutup ceramah
Ceramah harus ditutup agar materi pelajaran yang sudah difahami dan
dikuasai siswa tidak terbang kembali. Ciptakanlah kegiatan-kegiatan yang
memungkinkan siswa tetap mengingat materi pembelajaran. Hal-hal yang dapat
dilakukan untuk keperluan tersebut diantaranya :
·
Membimbing
siswa untuk menarik kesimpulan atau merangkum materi pelajaran yang baru saja
disampaikan.
·
Merangsang
siswa untuk dapate menanggapi atau memberi semacam ulasan tentang materi
pembelajaran yang telah disampaikan.
·
Melakukan
evaluasi untuk mengetahui kermampuan siswa menguasai materi pembelajaran yang
baru saja disampaikan.
B.
Metode
Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajarn dengan
memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatau proses, sistuasi
atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode
penyajian,metode tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru.
Ø Kelebihan dan kekurangan Metode
demonstrasi.
Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa
kelebihan,seperti yang dikemukakan oleh Prof Dr Harun Nasution,di antaranya :
·
Melalu
metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa
langsung disuruh memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
·
Proses
pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tag hanya mendengar, tetapi juga
melihat peristiwa yang terjadi.
·
Dengan
cara mengamati secara langsunng siswa akan memiliki kesempatan untuk
membandingkan antara teori dan
kenyataan.Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi
pembelajaran.
·
Menambah
aktifitas belajar siswa karena ia turut melakukan kegiatan peragaan.
·
Menghemat
waktu belajar dikelas/sekolah.
·
Menjadikan
hasil belajar yang lebih mantab dan permanen.
·
Membangkitkan
minat dan aktifitas belajar siswa
·
Memeberikan
pemahaman yang lebih tepat dan jelas.
Disamping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki
beberapa kelemahan,diantaranya :
·
Mahalnya
biaya yang harus dikeluarkan terutama untuk pengadaan alat-alat modern
·
Demonstrasi
tidak dapat diikuti/dilakukan dengan baik oleh siswa yang memiliki cacat tubuh
atau kelainan/kekurang mampuan fisik tertentu.
·
Demontrasi
memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut
untuk bekerja lebih profesional. Selain itu demontrasi membutuhkan atau memerlukan kemauan dan motivasi guru
yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.
Ø Langkah-langkah menggunakan metode
demonstrasi.
1). Tahap Persiapan
·
Rumusan
tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir. Tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan,
sikap, atau keterampilan tertentu.
·
Persiapkan
garis besar langkah-langkah demonstrasi yang
akan dilakukan.Garis-garis besar demonstrasi diperlakukan sebagai panduan
untuk menghindari kegagalan.
·
Lakukan
uji coba demonstrasi. Uji coba
meliputi segala peralatan yang diperlukan.
2). Tahap Pelaksanaan
a.
langkah Pembukaan
Sebelum demostrasi dilakukan ada
bebarapa hal yang harus diperhatikan,diantaranya :
·
Aturlah
tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa
yang didemonstrasikan.
·
Kemukakan
tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
·
Kemukakan
tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnnya siswa ditugaskan
untuk mencacat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.
b. Langkah pelaksanaan demonstrasi.
·
Mulailah
demostrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berfikir,
misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga
mendorong siswa untuk tertarik memerhatikan demonstrasi.
·
Ciptakan
suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.
·
Berikan
kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai
dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.
d.
Langkah
mengakhiri demonstrasi.
Apabila
demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan
memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan
demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk
meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak.
C.
Metode
Diskusi
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa
pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu
permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa,
serta untuk membeuat suatu keputusan. Secara umum ada dua jenis diskusi yang
biasa dilakukan dalam proses pembelajaran. Pertama, diskusi kelompok. Diskusdi
ini juga dinamakan diskusi kelas. Kedua, diskusi kelompok kecil, pada diskusi ini
siswa dibagi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3-7 orang. Jenis
apapun diskusi yang digunakan, dalam proses pelaksanaannya, guru harus mengatur
kondisi agar : (1) setiap siswa dapat bicara mengeluarkan gagasan dan
pendapatnya,(2) Setiap siswa juga harus saling mendengar pendapat orang
lain,(3) Setiap siswa harus saling memberikan respons,(4) Setiap siswa harus
dapat mengumpulkan atau mencatat ide-ide yang dianggap penting.
Ø Kelebihan dan Kekurangan Metode
Diskusi
Ada beberapa kelebihan metode diskusi, manakala diterapkan dalam
kegiatan belajar mengajar, diantaranya :
·
Metode
diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam memberikan
gagasan dan ide-ide.
·
Dapat
melatih untuk membiasakan diri bertukar fikiran dalam mengatasi setiap
permasalah.
·
Dapat
melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal.
Disamping itu, diskusi juga bisa melatih siswa menghargai pendapat orang lain.
Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki beberapa
kelemahan,diantaranya :
·
Sering
terjadi pembicaraan dalam diskusi oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki
keterampilan berbicara.
·
Kadang-kadang
pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
·
Memerlukan
waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang
direncanakan.
·
Dalam
diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak
terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang tersinggung. Sehingga dapat
mengganggu iklim pembelajaran.
Ø Langkah-langkah melaksanakan metode
demonstrasi
1)
Tahap Persiapan
·
Merumuskan
tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum maupun tujuan khusus.
Tujuan yang ingin dicapai mesti difahami oleh setiap siswa sebagai peserta
diskusi. Tujuan yang jelas dapat dijadikan sebagai kontrol dalam pelaksanaan.
·
Menentukan
jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
·
Menetapkan
masalah yang akan dibahas, amsalah dapat ditentukan dari isi materi
pembelajaran atau masalah-masalah yang aktual yang terjadi dilingkungan
masyarakat yang dihubungkan dengan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi
yang di ajarkan.
·
Mempersiapkan
segala sesuatu yang berhubungan dengan teksnis pelaksanaan diskusi.
2). Pelaksanaan diskusi
·
Memeriksa
segala kesiapan yang dianggap dapat mempebgaruhi kelancaran diskusi
·
Memberikan
pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi
·
Memeberikan
kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan
dan ide-idenya
·
Mengendalikan
pembicaraan kepada pokok persoalan hal yang dibahas.
3). Menutup diskusi
·
Membuat
pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi
·
Me-Review
jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan
balik perbaikan selanjutnya[6].
KESIMPULAN
:
Ada
banyak sekali defeni mengajar dan defenisi metode, namun hanya kami kemukakan
beberapan pendapat para ahli saja, dari semua defenisi mengajar ataupun metode
tersebut maka kami simpulkan bahwa mengajar yaitu suatu usaha yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan
bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang
telah dirumuskan. Karenanya mengajar dan belajar merupakan suatu proses yang
kompleks. Tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa,bahkan
seorang guru juga dituntut agar mampu memberikan contoh moril yang yang baik
kepada siswa dan guru juga dituntut untuk membimbing siswa agar memiliki moril
yang baik, bahkan untuk terjalin proses belajar dan mengajar yang efisien
seorang guru harus memahami beberapa macam metode-metode mengajar agar
terciptanya suasana yang kondusif didalam lingkungan belajar, sehingga
tercapainya tujuan pendidikan atau tujuan mengajar sebagaimana yang diharapkan.
Dan dalam kegiatan mengajar ada
beberapa metode mengajar yang dapat digunakan oleh guru yang bertujuan untuk
membantu guru dalam menyampaikan pelajaran sehingga tujuan dari pendidikan
tersebut dapay dicapai sesuai apa yang di inginkan oleh guru tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya, Wina, Prof. Dr. H. M.Pd, Strategi Pembelajaran,Kencana
: Jakarta, 2006.
Uzer Utsman, Moh, Drs..Menjadi Guru Profesional,PT
Remaja Rosda Karya: Bandung,1995.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, PT Remaja Rosda
Karya : Bandung,2010.
Uhbiyati,.Nur, Dra.Hj, Ilmu
Pendidikan Islam, Pustaka Setia : Bandung, 1997.
[1] Prof. Dr. H.
Wina Sanjaya, M.Pd, Strategi Pembelajaran,Kencana : Jakarta,
2006, hlm 95-96.
[2] Drs. Moh.Uzer
Utsman, Menjadi Guru Profesional,PT Remaja Rosda Karya: Bandung,1995, hlm 6.
[3] Muhibbin Syah, Psikologi
Pendidikan, PT Remaja Rosda Karya : Bandung,2010, hlm 178-179.
[4] Dra.Hj.Nur
Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Pustaka Setia : Bandung,
1997, hlm 99.
[5] Muhibbin Syah,ibid,
hlm 198.
[6] Prof. Dr. H
Wina Sanjaya M,Pd,ibid, hlm 147-159.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar