Sumber : Kitab Tafrihu al-Qulub wa Tafrihu
al-Kurub
Oleh al-Imam al-Habib ‘Umar bin al-Habib Saqqaf
bin Muhammad
bin ‘Umar
as-Shafi as-Saqqaf
Adapun istighfar itu adalah ia
sebagai sebab mudahnya rezeki, penebus (penghapus) dosa, membuka kesulitan, menutup
aib, melindungi harta, mengalirnya keberkahan pada harta, menaikkan derajat
dalam agama, dan mencegah kesedihan (kegundahan). Kesusuhan yang berkelanjutan yang
kita alami, sebabnya adalah karena banyaknya dosa yang telah kita lakukan, maka
obatnya adalah dengan beristighfar , bertaubat dengan sebenar-benar taubat dan
menyesal atas dosa yang telah dilakukan. Rasulullah saw bersabda :
من لزم الأستغفار .... جعل لله له
من كل هم فرجا ومن كل ضيق مخرجا , ورزقه
من حيث لايحتسب
Artinya : “Barangsiapa yang
senantiasa beristighfar, maka Allah akan memberikan kegembiraan dari setiap
kesedihannya, dan kelapangan bagi setiap kesempitannya dan memberinya rezeki
dari arah yang tiada disangka-sangka” (H.R Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad).
Pakaian kotor membutuhkan sabun
untuk membersihkannya dan membutuhkan minyak wangi untuk menjadikannya wangi. Dosa
ibarat pakai kotor, sabun adalah taubat dan minyak wangi adalah istighfar.
Maka, diri kita yang penuh dosa ini membutuhkan taubat untuk membersihkan
dosa-dosa itu dan istighfar sebagai pewanginya.
Seorang laki-laki datang kepada
al-Imam Hasan al-Bashri untuk mengadukan kesulitannya, ia mengadu bahwa ia
mengalami kekeringan sehingga tanaman tidak tumbuh subur. Maka al-Imam Hasan
al-Bashri menjawab : “Beristighfarlah kepada Allah”, kemudian laki-laki tadi
mengadukan kefakirannya, al-Imam pun menjawab : “Beristighfarlah kepada Allah”,
dan setelah itu laki-laki tadi mengadukan bahwa ia sudah lama menikah namun
tidak dikaruniai anak, maka al-Imam menjawab ‘Beristighfarlah kepada Allah”.
Sayyidah ‘Aisyah r.a mengatakan : “Adalah
Rasulullah saw memperbanyak bacaan pada ruku’ dan sujudnya (Subhanakallahumma
wabihamdik, Allahummagh-firli)”. Rasulullah saw mengamalkan hal ini karena
Allah swt berfirman :
فسبح بحمدربك واستغفره
Artinya : “Maka bertasbihlah
kepada Tuhanmu dan beristighfarlah”.
Sempurnanya hitungan dalam
beristighfar adalah 1000 kali di waktu pagi dan 1000 kali di waktu petang,
adapun istighfar yang di baca yaitu :
أستغفرالله العظيم الذي لااله الا
هو الحي القيوم وأتوب اليه من كل ذنب فعلته الى وقتي هذا والله غفور رحيم
A. Sayyidul-Istighfar
Dari namanya sudah jelas, bahwa istighfar ini
merupakan bacaan istighfar yang seharusnya menjadi nomor urut pertama apabila
kita ingin membiasakan membacanya, artinya jangan sampai bacaan sayyidul istighfar ini ditinggalkan, sementara
bacaan istighfar yang lainnya selalu dibaca, walaupun memang tidak ada aturan
kita harus selalu membaca istighfar tertentu. Namun, seandainya kita urutkan
dari berbagai macam bacaan istighfar yang ada, maka bacaan sayyidul istighfar
ini menduduki rangking pertama dilihat dari segi redaksional maupun kelengkapan
arti.
للَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ
إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ
مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ
بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ
يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
Artinya : ”Ya Allah Engkau adalah Tuhanku, Tidak ada sesembahan yang haq
kecuali Engkau,Engkau yang menciptakanku, sedang aku adalah hamba-Mu dan aku
diatas ikatan janji -Mu dan akan menjalankannya dengan semampuku, aku
berlindung kepadamu dari segala kejahatan yang telah aku perbuat, aku
mengakui-Mu atas nikmat-Mu terhadap diriku dan aku mengakui dosaku pada-Mu,
maka ampunilah aku, sesungguhnya tiada yang mengampuni segala dosa kecuali
Engkau” (HR. Bukhari no. 6306).
B.
Keutamaan Sayyidul-Istighfar
مَنْ
قَالَهَا مِنَ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا ، فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ
يُمْسِىَ ، فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ ، وَمَنْ قَالَهَا مِنَ اللَّيْلِ
وَهْوَ مُوقِنٌ بِهَا ، فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ ، فَهْوَ مِنْ أَهْلِ
الْجَنَّةِ
Artinya : “Barangsiapa mengucapkannya
pada siang hari dan meyakininya, lalu dia mati pada hari itu sebelum waktu
sore, maka dia termasuk penghuni surga. Dan barangsiapa mengucapkannya pada
malam hari dalam keadaan meyakininya, lalu dia mati sebelum waktu pagi, maka
dia termasuk penghuni surga.”